Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Bye-Bye Obat Nyamuk...

$
0
0
Foto: dok. UGM Colleger Radio - Nyamuk merupakan binatang pengganggu dan dapat menyebarkan penyakit berbahaya, seperti demam berdarah. Sayang, untuk mengusir nyamuk masyarakat masih menggunakan obat nyamuk yang mengandung bahan kimia berbahaya. Padahal, banyak cara alami yang bisa digunakan untuk mengusir nyamuk.

Salah satu cara ampuh mengusir nyamuk adalah dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik. Menyadari hal tersebut, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggagas robot pengusir nyamuk dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik yang mampu mengusir nyamuk secara efektif dan ramah lingkungan.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Agus Wigardi, Diah Budiasih, Dwi Puspitarini, dan Aditya Doni P, dan Saprindo Prabantara. Robot yang diberi nama Robotack-O-Mos itu bahkan sukses meraih emas dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) XXVI.

"Kebanyakan masyarakat mengusir nyamuk dengan memakai obat nyamuk bakar ataupun obat nyamuk semprot. Padahal cara-cara itu masih menimbulkan efek samping jika menghirup asapnya, tidak bagus untuk kesehatan," ujar Agus, seperti dinukil dari laman UGM, Rabu (25/9/2013).

Meski saat ini sudah dikembangkan obat nyamuk elektrik yang mampu membunuh nyamuk dengan cepat, kata Agus, metode tersebut juga tetap memiliki efek samping. Dalam jangka panjang pengguna alat akan merasakan gangguan kesehatan seperti pusing dan gatal-gatal.

Agus menjelaskan, gelombang ultrasonik merupakan salah satu jenis gelombang dengan frekuensi tinggi di atas 20 kiloHertz. Gelombang ini bisa didengar oleh hewan-hewan tertentu semisal kelelawar, serangga, termasuk nyamuk.

"Jadi, begitu mendengar frekuensi gelombang ultrasonik, nyamuk-nyamuk akan merasa terganggu dan menyingkir. Namun, gelombang ini aman bagi manusia karena gelombang suara yang bisa didengar manusia antara 20 Hertz-20 kiloHertz," paparnya.

Robotack-O-Mos tidak berbentuk seperti robot pada umumnya, melainkan hanya berupa lampu hias. Jadi, selain bisa mengusir nyamuk, alat ini bisa dipakai sebagai lampu hias.  Sebab, di dalam robot, mereka menggunakan sejumlah komponen yang ditanamkan dalam lampu hias seperti motor penggerak, buzzer, aki, dan speaker. 

"Payung lampu akan berputar bisa sampai 180 derajat dan memancarkan suara ultrasonik. Nyamuk pun akan pergi ketika mendengar gelombang suara ini saat robot dihidupkan," imbuh Saprindo.

Saprindo menyebut, mereka menciptakan dua buah model robot antinyamuk. Pertama, robot berukuran kecil berukuran 15x15 cm dengan tinggi 40 cm dan berat 1 kg. Kedua, robot berukuran besar 30x30 cm, tinggi 1,2 m dengan berat 10 kg.

Dalam pembuatan robot pengusir nyamuk tersebut, kelima mahasiswa itu tidak lupa memasukkan unsur kearifan lokal yang terlihat dari penambahan ukiran alumunium dan kuningan yang menjadi ciri khas DIY pada penutup lampu.

"Pada penutup lampu kami ukir ukiran yang menggambarkan kekhasan Yogyakarta seperti keraton, Gunung Merapi, dan Candi Prambanan," jelasnya.

Lebih jauh, Diah berharap, keberadaan Robotack-O-Mos bisa menekan timbulnya penyakit akibat serangan nyamuk seperti DBD, malaria, cikungunya, hingga filariasis. Pasalnya penyakit akibat gigitan nyamuk telah memakan banyak korban jiwa di Indonesia.

"Sebenarnya sudah banyak cara pencegahan yangdilakukan seperti fogging, penggunakan +obat nyamuk bakar maupun elektrik tetapi masih menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Penggunaan gelombang ultrasonik ini dapat mencegah gigitan nyamuk dan tentunya aman untuk manusia," kata Diah.

Tidak berhenti sampai di sini, ke depan, lima sekawan itu berencana untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan alat pengusir hewan lain, misalnya kecoak, ular, dan lainnya.
(Okezone/rfa)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles