Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Kenapa Sakit Setelah UAS?

$
0
0
Image: Surviving College.
Colleger Radio - Biasanya usai melewati masa ujian kita akan merasa sangat lega dan segera menyusun rencana liburan. Tetapi siapa sangka, setelah menyelesaikan ujian terakhir, kita justru sakit. Kebanyakan dari kita akan menganggap itu adalah flu biasa dan pengaruh dari perubahan cuaca. Tetapi kenyataannya, ada juga beberapa orang yang mengalami sakit seperti itu setelah merampungkan semua ujiannya. 


Mengapa itu terjadi? 

Tubuh kita memiliki sumbu HPA, yakni yang menghubungkan kelenjar hipofisis, adrenal, dan hipotalamus.  Stres mengaktifkan hipotalamus dan memberi sinyal kepada kelenjar hipofisis untuk meleberpaskan hormon adrenocorticotrophic (ACTH). Hormon ini terbawa aliran darah dan memicu kelenjar adrenal mensekresikan kortisol. 

Pada dasarnya, kortisol adalah hormon stres. Ia bagus untuk stres jangka pendek, misalnya ketika kita dikejar harimau, hormon ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, mengurangi peradangan, dsb. Secara singkat dapat dikatakan, hormon stres dapat memberikan kita kemungkinan terbaik dalam bertahan dari serangan harimau. Sayangnya, hormon ini juga menekan imunitas tubuh, sehingga ia tidak baik untuk stres jangka panjang. Demikian seperti dilansir Surviving College, Rabu (2/1/2013). 

Nah, stres ketika menghadapi ujian biasanya berlangsung lama. Kita belajar ekstra keras beberapa minggu menjelang ujian, tidak makan dengan teratur, serta tidak cukup tidur. Hal ini berarti kita akan merasa tertekan untuk waktu yang cukup lama, dan membuat kita lebih rentan mengalami sakit. Sakit yang umum terjadi saat imunitas tubuh menurun dan musim pancaroba ini adalah flu. 

Apa yang bisa saya lakukan?

Tidur, sebanyak apa pun tubuh kita menginginkannya. Jika merasa lelah, bosan, dan tubuh terasa begitu lemas, maka tidurlah. Kemudian minumlah banyak cairan dan mengonsumsi obat hanya ketika benar-benar dibutuhkan. Perlu diingat, obat-obatan hanya meredakan gejala sakit kita, tetapi tidak menyembuhkan.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles