Image may be NSFW.
Clik here to view.
Colleger Radio - Perkembangan jejaring sosial media terkadang membuat kita terlena betapa pentingnya keberadaan kartu nama. Padahal, kartu nama seharusnya menjadi bagian dari strategi marketing kita, tidak peduli apakah kita memang sudah bekerja secara profesional maupun masih berada di bangku kuliah.
Clik here to view.

Nah, jika sudah memiliki kartu nama, bagaimana sebaiknya kita memperlakukan si kecil yang cukup penting ini? Her Campus, Rabu (2/1/2013) melansir daftar etika memakai kartu nama.
Hal-hal yang perlu kita lakukan dalam membagikan kartu nama adalah:
1. Memberikan kartu nama sebanyak mungkin.
Memberikan kartu nama kepada orang-orang yang kita temui adalah teknik terbaik dalam memperluas jaringan profesional kita. Dan jaringan ini bisa dibangun meski kita masih menempuh studi di perguruan tinggi.
2. Menyimpan kartu nama di dompet.
Selalu simpan kartu nama di dompet dan jangan takut memberikannya kepada orang-orang yang kita temui dan ajak bicara. Sebaliknya, simpan baik-baik setiap kartu nama yang kita terima dalam sebuah folder. Di belakang kartu, kita bisa menuliskan informasi tanggal dan tempat pertemuan dengan si empunya kartu dan topik apa yang menjadi bahan perbincangan. Informasi ini sangat penting sebagai bahan korespondensi di masa depan. Jangan lupa, tuliskan juga semua informasi pada kartu nama yang kita terima dalam sebuah daftar khusus, misalnya menggunakan Excel, yang selalu diupdate.
3. Berlatih etiket yang tepat.
Kartu nama tidak hanya memberikan informasi kontak tetapi juga menginisiasi percakapan di kesempatan-kesempatan berikutnya. Waktu yang tepat untuk follow up adalah sekira dua hari setelah pertemuan pertama. Lebih dari itu, si kenalan baru mungkin akan lupa dengan pertemuan tersebut.
Ketika meminta atau memberikan kartu nama, tunnggulah hingga semua pihak yang terlibat pertemuan selesai memperkenalkan dirinya. ketika menghadiri sebuah pertemuan, bayangkanlah situasi ini:
CEO perusahaan: Halo, saya A dari kota B. Saya pemerhati lingkungan yang memiliki kerjasama bisnis dengan pemerintah lokal dalam mendorong produsen kosmetik memproduksi sedikit limbah.
Anda: Itu hebat! Saya adalah manajer salon di sebuah kita kecil yang sedang ingin menerapkan budaya hijau di lingkungan kantor. Akan sangat hebat jika kita bisa bekerjasama dalam proyek berikutnya. Boleh saya meminta kartu nama Anda untuk tetap berhubungan?
CEO perusahaan: Tentu saja boleh.
Contoh ini menunjukkan etiket yang personal namun langsung pada maksud. Kita bisa gunakan ilustrasi ini untuk setiap interaksi profesional.
Hal-hal yang sebaiknya kita hindari dalam memberikan kartu nama
1. Lupa melatih perkenalan dasar.
Memang agak tidak nyaman ketika harus memulai percakapan profesional dengan orang asing, tetapi teruslah berlatih. Dengan berlatih, rasa malu dan segan yang kita rasakan akan berubah menjadi perasaan menyenangkan.
Tergantung budaya dan tempat sebuah interaksi terjadi, membagikan kartu nama seharusnya tidak menjadi masalah, kecuali kita menjadi sangat agresif atau dalam upacara pemakaman.
2. "Centil" dengan kartu nama.
Dalam mendesain kartu nama sebaiknya hindari penggunaan warna dan tekstur yang berlebihan serta logo yang rumit. Misalnya kita adalah seorang desainer grafis, maka buatlah kartu nama yang unik dan menunjukkan kemampuan kita dalam bidang desain.
Jika kita menekuni bidang bisnis, maka kita bisa merancang kartu nama yang sederhana namun kontennya tetap menarik perhatian.