
Namun belajar bahasa asing akan semakin sulit jika Anda melakukan lima kesalahan ini. Kesalahan umum apa saja yang biasa dilakukan orang saat belajar bahasa asing? Berikut penjelasan dari pengajar bahasa Inggris di Korea, Anne Merritt, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (4/2/2013).
1. Tidak mendengarkan dengan baik
Di sekolah bahasa, ada aturan tidak tertulis yang menyatakan bahwa belajar bahasa dimulai dengan "periode diam". Sama seperti bayi yang belajar bicara dengan mendengar dan menirukan suara, orang yang belajar bahasa juga harus berlatih untuk mendengar.
Mendengar dapat memperkuat kosa kata dan struktur kalimat, serta membantu melihat pola bahasa. Mendengar adalah keterampilan komunikatif yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun mempraktikkan bahasa asing bisa sulit dilakukan kecuali Anda tinggal di negara asing atau menghadiri kelas-kelas bahasa.
Lantas apa solusinya? Dengarkan musik dan tonton acara tevisi atau film yang menggunakan bahasa yang ingin dipelajari, sesering mungkin.
2. Sedikit rasa ingin tahu
Saat belajar bahasa asing, perilaku menjadi faktor kunci perkembangan kemampuan. Ini berdasarkan studi yang dilakukan ahli bahasa pada 1970 di Quebec, Kanada. Mereka mempelajari sikap orang yang belajar bahasa saat tensi tinggi antara warga keturunan Anglo dan Francophones.
Studi ini menemukan bahwa warga Anglophones yang memiliki prasangka buruk terhadap warga Kanada keturunan Prancis, tidak bisa berbahasa Prancis dengan baik meski bahasa satu ini menjadi mata pelajaran wajib di sekolah.
Di sisi lain, seorang pelajar yang tertarik mengenai budaya dari bahasa yang dipelajari, akan lebih berhasil dalam studi mereka. Para siswa ini akan lebih reseptif terhadap bahasa dan terbuka untuk membentuk hubungan dengan penutur asli.
3. Terlalu keras berpikir
Ahli bahasa menemukan bahwa siswa yang toleransinya rendah cenderung ambigu dengan bahasa yang dipelajari.
Patut diingat, belajar bahasa melibatkan banyak ketidakpastian karena siswa akan menghadapi kosa kata baru setiap hari. Selain itu, setiap tata bahasa akan ada pengecualian dalam hal dialek atau kata kerja tidak teratur (irregular verb). Agar bisa fasih seperti penutur asli, selalu ada ambiguitas.
Tipe pembelajar yang menemukan kata baru dan mencari artinya di kamus ketimbang menebak makna dari konteksnya, pastinya lebih tertekan dan stres. Pada akhirnya, mereka berpotensi berhenti belajar bahasa karena frustrasi.
Ini adalah pola pikir yang sulit untuk didobrak, tapi ada solusinya. Kuncinya adalah latihan sesering mungkin. Cari lagu atau teks dalam bahasa yang dipelajari untuk mencari tahu intinya, meski Anda tidak memahami beberapa kata.
4. Metode tunggal
Beberapa siswa merasa nyaman belajar dengan memutar ulang latihan dari kelas bahasa atau podcast. Namun ada beberapa orang yang membutuhkan buku tata bahasa untuk memahami bahasa asing. Tidak ada yang salah dengan pendekatan ini, tapi adalah kesalahan jika hanya mengandalkan satu metode.
Orang yang belajar bahasa dengan banyak metode bisa berlatih keterampilan yang berbeda dan melihat konsep diterapkan dengan cara yang berbeda. Terlebih lagi, variasi ini berguna agar mereka tidak terjebak dalam kebiasaan belajar.
Ketika memilih kelas, Anda harus mencari yang mengajarkan empat keterampilan bahasa yakni membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Untuk belajar sendiri, kombinasikan antara buku pelajaran, audio, dan aplikasi pembelajaran bahasa.
5. Rasa takut
Belajar bahasa bukan soal kemampuan menulis dengan baik atau lulus ujian bahasa dengan nilai cemerlang. Saat belajar bahasa asing, kemampuan berbicara sangatlah penting.
Ini adalah tahapan ketika Anda bisa diam dan merasa malu atau tidak nyaman atas semua pelajaran yang diikuti. Di Timur, banyak guru yang mengeluh karena siswa atau mahasiswanya malu berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal mereka sudah belajar bahasa Inggris selama bertahun-tahun. Para siswa atau mahasiswa takut salah dalam tata bahasa atau malu jika pengucapannya aneh.
Kunci dari ini semua adalah kesadaran bahwa kesalahan yang dibuat akan membantu karena menunjukkan batas-batas bahasa dan mengoreksi kesalahan sebelum menjadi kebiasaaan. Karena prinsipnya, semakin sering Anda bicara maka semakin cepat diperbaiki kesalahannya.