Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Di ICI, Akademisi Bisa Baca Full Paper Bukan Hanya Abstraksi

$
0
0
Ilustrasi : ITBColleger Radio - Pengembangan jurnal dan artikel ilmiah di Indonesia terbilang minim. Apalagi jumlah artikel/paper yang mendapat akreditasi internasional. Untuk itu keberadaan situs Indonesian Citation Index (ICI) diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut.  

ICI merupakan sebuah situs web database abstrak dan sitasi dalam skala nasional yang bersumber dari seluruh jurnal, paper, atau  artikel dari
berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dengan menjadi database abstrak sitasi tingkat nasional, ICI besutan Ditjen Dikti Kemendikbud selaku inisiator dan Insititut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pelaksana teknis itu diharapkan mampu mengembangkan riset tingkat nasional dan memperbaiki kualitas jurnal terbitan Indonesia.
 
Tidak hanya itu, ICI juga diharapkan mampu bekerjasama dengan situs web sitasi tingkat Asia lainnya yang dimiliki oleh Malaysia, Thailand, atau Filipina sehingga menjadi instrumen untuk mempermudah akses akreditasi internasional terhadap jurnal maupun artikel ilmiah para civitas academica Tanah Air. Demikian disampaikan Staf Ahli Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Edy Soewono.

"Semoga Indonesian Citation Index ini merupakan instrumen yang mampu membuat Indonesia menyusul ketertinggalannya selama ini. Sampai hari ini, Indonesian Citation Index sudah berisi 35 jurnal terakreditasi tingkat nasional dan 1.040 artikel ilmiah yang akan bertambah karena selalu dikembangkan," ujar Edy, seperti dikutip dari laman ITB, Rabu (6/2/2013).

Dia juga memaparkan sejumlah kelebihan yang diperoleh para akademisi dengan mengakses ICI. Salah satunya adalah akademisi dapat membaca jurnal atau artikel ilmiah tersebut secara lengkap. "Selain itu, kelebihan dari Indonesian Citation Index adalah pengunjung situs web tersebut mampu membaca full paper. Tidak sampai pada bagian abstrak saja sehingga lebih memfokuskan pencarian," jelasnya.

Salah seorang pengembang ICI, yakni Dini Sofiani menambahkan, selama proses persiapan sejak Oktober 2011 terdapat kendala yang cukup berarti seperti pada proses ekstrasi jurnal-jurnal atau yang biasa disebut dengan "crawling". Jurnal-jurnal yang diperoleh dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia memiliki format penulisan yang berbeda-beda, terlebih lagi pada bagian referensi yang tentunya menjadi bagian penting untuk proses "crawling".

"Dengan format penulisan yang berbeda-beda, terkadang terdapat referensi yang tidak ikut terindeks Indonesia Citation Index. Semoga nantinya Indonesia memiliki standardisasi penulisan jurnal-paper ilmiah untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia sehingga tidak menyulitkan proses ekstraksi data," tutur Dini.

Edy menyebutkan, ICI masih harus terus dikembangkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. "Semoga lebih canggih lagi karena proyek ini sudah diberikan kepada ahlinya dan dikembangkan dengan sistem yang modern. Semoga Indonesia semakin maju dalam mengembangkan budaya publikasi jurnal-jurnal ilmiahnya," harap Edy.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles