
Menjadi mahasiswa, terutama reguler, tentu tidaklah mudah. Kita harus melewati beberapa jenjang pendidikan (TK, SD, SMP, SMA) dan ujian. Berbagai persiapan pun banyak dilakukan, seperti belajar mandiri, membahas soal, try out, bimbingan belajar super intensifselama beberapa bulan, dan lainnya. Tidak hanya berbekal pengetahuan, para calon mahasiswa juga dituntut untuk menyiapkan mental dan menentukan pilihan jurusan. Pada saat penentuan jurusan inilah biasanya penyakit galau atau dilema sering bermunculan. Bahkan ada calon mahasiswa yang memilih jurusan asal-asalan atau sekadar keren-kerenan. Padahal, jurusan yang kita pilih sangat menentukan masa depan, baik dalam proses perkuliahan ataupun dalam pekerjaan.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar tidak salah dalam memilih jurusan. Pertama, tetapkan tujuan umum dan khusus untuk apa kita berkuliah. Jika tujuan berkuliah adalah untuk menambah wawasan dan penelitian dalam bidang tertentu, maka fokuslah pada bidang tertentu yang kita inginkan. Kedua, perhatikan bakat, minat, dan kemampuan. Cobalah ambil secarik kertas dan tuliskan SWOT (Strength, weakness, opportunity, threat) diri, dengan itu kita bisa mengetahui apa-apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam dan di luar diri kita.
Ketiga, pilihlah jurusan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan tersebut. Seringkali mahasiswa yang “gagal” membuat perencanaan, termasuk jurusan, tidak cukup baik dalam perkuliahan. Hal ini terjadi karena tidak ada passion di dalam dirinya selama proses belajar berlangsung. Pilihannya tiga, tetap bertahan pada jurusan itu dengan mengikutinya setengah hati, mengikuti ujian masuk PTN lagi di tahun depan, atau sama sekali berhenti kuliah. Kondisi ini tentu tidak akan terjadi jika kita sudah mempersiapkan diri dengan matang dan memilih jurusan yang benar-benar kita inginkan.
Keempat, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan yang kita inginkan, mulai dari perguruan tingginya, masalah keuangan, peluang beasiswa, jarak dengan rumah, lingkungan, mata kuliah yang diajarkan, prospek kerja, dan sebagainya. Informasi ini bisa didapatkan melalui internet (website, media sosial), media informasi perguruan tinggi terkait (flyer, brosur), jaringan alumni, seminar dan talkhsow, dan acara bedah kampus tertentu. Setelah memantapkan jurusan, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa lulus di jurusan yang diinginkan, dengan belajar yang giat dan doa yang banyak.
Lakukanlah tahapan itu dengan baik karena jurusan bukan sekedar “keren-kerenan” tapi jembatan untuk menuju masa depan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah, Tuhan sudah mengatur hidup kita sejak lama. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Setelah semua usaha dan doa dikerahkan, serahkanlah semua jawaban pada-Nya. Apapun hasilnya nanti bersyukurlah, karena mungkin memang itu yang terbaik. Percayalah, akan selalu ada yang indah di akhirnya untuk mereka yang tidak pernah putus asa.
Rahmi Wahyuni
Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia (UI)