
"Warga muslim di kawasan Filipina selatan itu ingin mencontoh model pembelajaran sekolah madrasah seperti di Indonesia. Kurikulum madrasah yang akan dikembangkan dari jenjang SD hingga sekolah menengah," jelas Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Y Kristiarto S Legowo kepada wartawan, di sela-sela Dialog Perdamaian bangsa Moro, yang digelar di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, Jumat (5/4/2013).
Untuk tahap awal, kata Kristiarto, Pemerintah Indonesia mengirim sejumlah tenaga ahli untuk memberikan sosialisasi dan training kurikulum madrasah pada para guru di Filipina selatan.
"Pengiriman itu sudah dilakukan sejak 2011, dan setiap tahunnya sekira empat tenaga ahli," jelasnya.
Selain mengembangkan kurikulum sekolah madrasah, menurut Kristiarto, Pemerintah Indonesia juga berupaya memberi beasiswa kepada beberapa guru asal Filipina selatan untuk belajar S-2 Ilmu Pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, terutama perguruan tinggi Muhammadiyah.
"Untuk peningkatan kapasitas dan kualitas guru di Filipina Selatan terutama untuk bangsa Moro, memang banyak dibantu oleh organisasi seperti Muhammadiyah," pungkasnya.