Colleger Radio - Pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini yang morat-marit membuat peserta UN menjadi stres dan menurunkan mental mereka.Penyebab stres para siswa pun beragam, mulai dari dimundurkannya UN di 11 provinsi, kualitas kertas soal dan lembar jawaban UN yang buruk, sampai naskah soal tertukar.
Berangkat dari hal ini, Dosen Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Dr. Mahmud Syaltout menyatakan jika para guru dan orangtua murid bisa menuntut pihak terkait.
"Dari semua kejadian tersebut, seharusnya para guru dan orangtua murid bisa menuntut kepada lembaga terkait, karena dalam melayani siswa dan siswi yang mengikuti UN tidak bisa terlaksana dengan baik dan saat ini malah terjadi karut marut pelaksanaannya," ujarnya kepada Okezone.
Di sisi lain, dia menambahkan, masalah bocornya lembar soal yang terjadi di beberapa daerah karena hal tersebut adanya ketidakberesan saat pendistribusian soal, di mana ada pihak lain yang ingin memiliki keuntungan semata.
"Ini tidak ada koordinasi yang baik saat pendistribusian. Seharusnya pendistribusian soal dijaga ketat. Ini pasti ada pihak lain yang ingin mengambil untung untuk kepribadian sendiri," ucap Mahmud.
Karut marutnya pelaksanaan UN pun disoroti banyak pihak. Tidak hanya itu, UN yang amburadul juga menjadi perhatian khusus Komisi X DPR yang berencana memanggil Mendikbud Mohammad Nuh untuk dimintai penjelasan.