Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Percaya Diri atau Nekat?

$
0
0
Hafizh Nuur Afif. (Foto: dokumentasi pribadi)Colleger Radio - PERTARUHAN tiga tahun dalam empat hari, benarkah begitu anggapan kita terhadap Ujian Nasional (UN)? Ya mungkin memang begitu beratnya pertaruhan tersebut, sehingga ekspresi sebelum dan sesudah menghadapi Ujian Nasional kian beragam.

Di mata saya sebagian besar teman-teman SMA seolah baru saja berhasil menyebrangi lautan deras yang bermuara ke aliran jurang nan dalam paska bulatan soal dihari terakhir pelaksanaan UN.

Sebegitu beratkah? Sampai-sampai terkadang pylox dan spidol warna-warni mengotori putih abu-abu yang diyakini tak lagi terpakai. Tangis, tawa dan jabat perpisahan antarkawan dan terhadap guru seolah menandakan Ujian Nasional juga menjadi salam perpisahan.

Namun bukankah itu pertaruhan semu? Setelah Ujian Nasional, siswa SMA masih harus menghadapi pertaruhan akademik menuju perebutan bangku perkuliahan yang didambakan. Menghabiskan kesempatan liburan paska UN dengan bimbingan belajar, pendalaman materi dan segala bentuk persiapan ujian guna melanjutkan jenjang pendidikanselanjutnya yang didambakan.

Tentu saja ini berlaku hanya bagi yang memang menginginkan dan memposisikan diri untuk melaksanakannya. Entah beruntung atau merugi, percaya diri atau nekad, saya bukanlah orang yang terlibat dalam ujian-ujian memperebutkan PTN selain jalur undangan. Lepas dari Ujian Nasional SMA, 16-19 April 2012 saya meneruskan rutinitas semenjak sebelum UN, yakni mengajar les private kelas 3 SMP.

Rasa optimistis sekaligus khawatir mungkin mempengaruhi saya untuk melupakan ujian-ujian paska UN. Saya lupakan karena memang saya yakin di hari H pengumuman, hasil terbaiklah yang akan saya dapatkan.

Paradigma saya tertanam, jika tidak lulus jalur undangan maka bekerja dulu tahun tersebut untuk mencoba lagi ditahun depan, lalu membiayai kuliah dengan penghasilan sendiri. Dengan paradigma seperti itutak lantas membuat saya diam dan berleha-leha menanti hasil pengumuman.

Bisa dikatakan dengan militansi yang dimiliki, saya justru mencari beasiswa-beasiswa S1dibarengi dengan melakukan kerja-kerja sampingan yang bisa dikerjakan part time. Beragam tawaran kerja saya garap, mulai dari mengajar les private, mengaji, menjadi tukang service AC dan kerja-kerja ringan lain sebelum dan sesudah UN.

Di samping kerja sampingan tersebut, ada dua beasiswa yang secara bertahap saya daftar dan ikuti semenjak awal kelas XII. Dan Alhamdulillah kedua beasiswa tersebut mengantarkan saya hingga berani menatap masa depan dengan lebih optimis dan berani berdiri di atas kaki sendiri.

Mungkin terbilang berisiko jika hanya mengandalkan satu hasil dari ujian yang dijalani. Namun berkat doa segenap orang tercinta dan prinsip teguh bahwa Tuhan selalu bersama dengan hambanya yang berusaha, di sinilah saya berada. Saya berada di tengah jajaran seluruh pemuda, calon-calon penggerak dan regenerasi negri. Bagaimana dengan Anda? Mari jangan berleha-leha, singsingkan lengan dan terus bekerja. Karena kita adalah pemuda!

Hafizh Nuur Afif E.M
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia
Beastudi Etos Jakarta

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles