
Di hadapan para penguji, Mulyoto berhasil mempertahankan disertasi berjudul Tindak Tutur dalam Serat Kalatidha dan Implikasinya dalam Falsafah Kehidupan Masyarakat Jawa di Surakarta. Atas disertasi tersebut, dia berhasil meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan.
“Serat Kalatidha adalah salah satu serat karya pujangga R.Ng. Ranggawarsita yang berbentuk tembang macapat,” ujar Mulyoto seusai ujian doktor, di Kampus UNS, Solo, Jumat (10/5/2013).
Serat Kalatidha merupakan suatu karya sastra yang berupa teks sebuah wacana dan merupakan tindak tutur tertulis berbahasa Jawa dengan ragam bahasa ngoko halus. Bentuk bahasa Jawa dengan ragam ngoko halus inilah yang member kesan bahwa bahasa Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha dirasakan sebagai bahasa yang santun dan arif bijaksana.
Berdasarkan hasil penilitiannya, Dosen Sastra Daerah UNS itu melihat, tindak tutur yang paling dominan adalah jenis tindak tutur ekspresif dengan penekanan pada tindak tutur ekspresif keluhan dan berserah diri kepada Tuhan.
Hal itu memberikan gambaran bahwa Ranggawarsita ketika menciptakan Serat Kalatidha berada dalam keadaan yang tidak nyaman, sedih, prihatin, karena teraniaya oleh perlakuan raja dan pemerintah penjajah Belanda yang tidak memberikan penghargaan sebagaimana mestinya.
Tindak tutur dominan kedua, menurut Mulyoto, adalah jenis tindak tutur verdiktif. Sesuai cirinya yang bersifat penilaian, maka di dalam tindak tutur ini Ranggawarsita sudah mulai berani melakukan penilaian, termasuk kritik, khususnya penilaian dan kritik terhadap kebijakan penguasa atau rajanya.
”Artinya, Ranggawarsita sudah berani melakukan terobosan inovasi budaya keratin, yang bersifat primordial feodalistis menuju ke sifat demokratis,” paparnya.
Ajaran yang baik dalam Serat Kalatidha, lanjutnya, cocok untuk pembinaan mental dan karakter bangsa dan cukup relevan dengan keadaan saat ini. Maka perlu kiranya mengaktuaklisasi dan merevitalisasi ajaran tersebut agar dapat lebih dikenal dan dipahami.
"Sehingga akan dapat dipakai sebagai bahan dalam pembinaan sikap dan sifat-sifat karakter bangsa, khususnya generasi mudanya," tandas Mulyoto.