
Salah satu acara dalam kegiatan tersebut adalah Focus Group Discussion (FGD) tentang Sistem Teknologi Pendukung, Tenaga Air, serta Budaya dan Pariwisata Dalam Dunia IT. Berbagai ide inovatif dan aplikatif pun hadir dari kawula muda dalam diskusi tersebut.
Menurut Ketua Panitia YES Summit 2013 Andhanu Surya Ismail, meski perdana, pelaksanaan konferensi mahasiswa sains dan teknik tersebut dapat dikatakan berhasil. Walaupun, masih banyak kendala yang terjadi sejak awal proses pengonsepan hingga penutupan acara.
Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS itu menyebut, secara garis besar, hasil akhir dari YES Summit 2013 ada dua hal penting. "Pertama buku YES Summit 2013 yang berisi tentang ide-ide kreatif para peserta. Buku tersebut nantinya akan disumbangkan ke lembaga pemerintahan, para peserta, dan dijual untuk masyarakat umum," tutur Andhanu, seperti dikutip dari ITS Online, Senin (13/5/2013).
Kedua, lanjutnya, berupa YES first generation, yaitu forum komunikasi untuk para alumni YES. Forum tersebut nantinya akan dimanfaatkan sebagai sarana diskusi para alumni ketika mengaplikasikan ide yang mereka dapat di daerahnya masing-masing.
Sementara itu, salah satu peserta YES Summit 2013 Muhammad Riki mengaku puas atas pelaksanaan konferensi tersebut. Menurut Rifki, konferensi itu merupakan awal yang baik untuk menunjukkan kontribusi mahasiswa sains dan teknik bagi negara.
Namun, mahasiswa asal Universitas Indonesia (UI) itu menyayangkan tidak adanya agenda pengenalan tempat-tempat di ITS bagi para peserta YES Summit. Sebab, sebagian besar peserta berasal dari luar Jawa Timur. ''Kami juga ingin tahu seperti apa wujud kampus ITS ini sebenarnya,'' tutur Rizki.
Mahasiswa angkatan 2012 itu berharap, kegiatan YES Summit edisi berikutnya dapat lebih besar dan berkualitas. "Jangan sampai ide yang sudah kita peroleh berhenti sampai di sini saja,'' pungkas mahasiswa yang ditunjuk sebagai ketua YES first generation tersebut.