
Pada ajang tersebut, rencananya Tim Semar mengirimkan dua mobil untuk kategori urban concept dengan bahan bakar diesel dan kategori prototype car dengan bahan bakar gasoline. Ketua Tim Semar Agung Prasetya menyebut, dua mobil Semar dikontruksi body monocoque dengan menggunakan material carbon fiber composite agar bisa meringankan dan meningkatkan presisi mobil.
"Bahkan, semua komponen menggunakan bahan aluminium. Semakin ringan Semar maka akan semakin hemat bahan bakar,” kata Agung, seperti disitat dari situs UGM, Selasa (4/6/2013).
Mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM mengaku, untuk dapat menghasilkan mobil tersebut, tim beranggotakan 14 mahasiswa dan satu dosen pembimbing itu memerlukan waktu selama satu tahun. Dia menambahkan, pada kompetisi kali ini, mobil Semar urban menggunakan mesin diesel berkapasitas 220 cc yang mengadopsi teknologi near adiabatic diesel engine (NADE).
Sedangkan mobil Semar proto, lanjutnya, menggunakan teknologi Pedal Steering System. Sistem tersebut memungkinkan pengendalian mobil tidak lagi menggunakan tangan melainkan dengan menggunakan kaki.
"Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan luas pandang dan posisi tubuh pengendara di ruang yang cukup sempit. Kalau peserta yang lain pakai tangan, kami coba pakai kaki,” katanya.
Menurut Agung, mobil Semar mampu menempuh jarak tempuh 32 kilometer dengan kecepatan 30-40 km per jam untuk satu liter bahan bakar. Dalam kompetisi yang dihelat 4-7 Juli mendatang, mobil Semar akan bersaing dengan mobil irit bahan bakar dari perguruan tinggi lainnya dalam waktu yang telah ditentukan.
"Kami harus menyelesaikan 4 lap lintasan dengan jarak total kurang lebih 12 km. Setiap mobil diberikan waktu tidak boleh lebih 28 menit,” jelas Agung.
Kendati belum pernah membawa pulang juara untuk mobil hemat bahan bakar, Tim Semar tetap menuai sejumlah penghargaan dalam ajang tersebut. Pada 2010, Tim Semar telah berhasil meraih best desain dan menyandang penghargaan the best technical innovation pada 2011.
"Kemudian masuk 10 besar prototype car gasoline di kompetisi yang sama pada 2012. Namun, kami berharap tahun ini bisa juara karena saingan terberat tim dari Thailand yang memiliki pengalaman mengikuti kompetisi di Eropa," tuturnya.
Harapan senada juga diungkapkan Rektor UGM, Pratikno. Namun, dia menilai, yang tidak kalah penting keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi inovasi bidang otomotif ini mampu memberikan kontribusi bagi industri otomotif nasional.
“UGM menginginkan pengalaman mahasiswa ini untuk mengembangkan industri dalam negeri kelak. Kami harapkan pada kemudian hari mereka mampu menciptakan Gama Car, seperti bidang riset ilmu lain di UGM yang telah masuk dunia industri,” urai Pratikno.