
Menurutnya, kekayaan alam Indonesia sangat melimpah. Tapi sering kali dihadapkan pada persoalan di mana anak bangsa tidak mampu mengolah dan mengelolanya karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya, kekayaan Indonesia dikelola orang asing.
"Kita tidak ingin ini berlanjut, termasuk Freeport harus kita ambil dan dikelola bangsa kita sendiri," ujar Muhaimin, di Pusdai, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/6/2013).
Ia menyebut, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak yang saat ini masih mengenyam pendidikan. Ia berharap para generasi penerus bangsa mampu mengelola negeri ini dengan lebih baik.
"Oleh karena itu, tidak ada kata lain, kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," jelasnya.
Maka itu, anak-anak bangsa harus belajar dengan baik. Mereka diharapkan tidak menjadi pekerja di usia muda dan meninggalkan sekolah. "Secepatnya Indonesia harus bebas dari pekerja anak," tegas Muhaimin.
Agar Indonesia bebas dari pekerja anak, pemerintah pun meluncurkan program Pengurangan Pekerja Anak dalam Rangka Mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH). Tujuannya adalah menarik para pekerja anak untuk dikembalikan sebagai siswa sekolah. Pada 2013, targetnya adalah menarik 11 ribu pekerja anak di 89 kabupaten/kota pada 21 provinsi.
Sementara dalam kegiatan di Pusdai, dilakukan penyerahan paket peralatan sekolah kepada 2.280 pekerja anak di Provinsi Jabar. Selain itu, anak-anak akan dibina selama empat bulan plus mendapat uang saku Rp250 ribu per bulan.