
"Yang wajib ikut adalah semua guru yang mengampu mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Sejarah Indonesia, Pendidikan Agama, PPKN, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Prakarya dan Kewirausahaan serta Seni budaya," jelas Sobri kepada wartawan, di Solo, Jawa Tengah, Kamis (1/8/2013).
Setiap sekolah, menurut Sobri, memang diharapkan mengirim 26 guru sesuai mapel, termasuk tiga guru yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013. Tujuannya agar seluruh guru mapel kurikulum baru bisa paham dan bisa menerapkan secara utuh.
Menurut Sobri, dalam pelatihan kali ini bisa dilaksanakan secara kelompok atau secara mandiri oleh masing-masing sekolah. Pelatihnya bisa mendatangkan narasumber dari musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) atau lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP).
"Soal dana telah ada anggarannya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)," tambahnya.
In House Training yang berlangsung merupakan tindak lanjut pembentukan klaster (kelompok) SMA percontohan Kurikulum 2013. Untuk wilayah eks Karesidenan Surakarta ada tiga klaster dengan tiga SMA Induk. Masing-masing SMA Batik 1 Solo menjadi koordinator klaster Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo, sedang SMAN 1 Klaten menjadi koordinator klaster Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali.
Untuk SMAN 1 Karanganyar menjadi induk klaster Kabupatan Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Wonogiri.
"Tugas sekolah induk adalah mendampingi pelaksanaan Kurikulum 2013 di masing-masing klaster," pungkasnya.