
Layaknya program doktoral, penerima gelar Doktor Kehormatan ini juga perlu diuji oleh senat perguruan tinggi. Senat Akademik Unair menentukan seseorang layak mendapat gelar Doctor Honoris Causa setelah mengadakan dua kuliah umum dan satu workshop. Sebelumnya, Chairul Tanjung (CT) telah menggelar kuliah umum dan workshop nasional di Unair mengenai model ekonomi berkeadilan.
Model ekonomi tersebut diuji oleh panelis dari Komite Ekonomi Nasional (KEN) dan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unair pada workshop bertajuk “Kebijakan Ekonomi yang Berkeadilan Menuju Indonesia Maju yang Sejahtera untuk Semua” Juni lalu. Yang menjadi promotor Chairul Tanjung pada penganugerahan gelar ini adalah Prof. Dr. H. Muslich Anshori, S.E., M.Sc., Ak., Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair.
Dalam sambutannya, CT memaparkan, menjadi negara maju adalah cita-cita seluruh bangsa. Termasuk mewujudkan sila kelima dari Pancasila yang secara jelas mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Landasan filosofis dari pendekatan ekonomi kesejahteraan bagi Indonesia. Harus dipahami bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki arti sangat luas. Namun kita sering mengartikan keadilan dalam konteks hukum. Tapi keyakinan saya bahwa keadilan sosial memiliki manifestasi dalam konteks ekonomi,” kata CT, di ruang sidang di gedung Garuda Mukti, Kampus C Unair, Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/8/2013).
CT menginginkan terjadinya pemerataan dan sekaligus kemajuan Indonesia. Jika literatur ilmu ekonomi pernah mendikotomikan dua konsep pemerataan dan pertumbuhan bagi pembangunan Indonesia. "Tapi saya yakin keduanya bisa kita raih," tandasnya.
Di tempat yang sama, Didik J Rachbini, Anggota KEN mengatakan, Si Anak Singkong ini memang layak menerima gelar Dr HC. CT dianggap sukses dalam bidangnya sebagai pengusaha. Pada umumnya, seorang pengusaha banyak diwariskan dari pendahulunya. Namun, berbeda dengan CT yang memulai usahanya dari bawah serta membangun sendiri.
"Dalam kehidupannya sebagai Ketua KEN, beliau belajar-belajar kebijakan ekonomi dengan insting dan pemikiran cepat, sehingga bergaul dengan cepat, memahami, bagaimana proses kebijakan itu dilakukan," terangnya.