
SIAPA yang tidak tahu negeri Tirai Bambu, negeri yang terkenal dengan peradabannya yang tua dan menjadi magnet dunia dalam banyak pembelajaran. Kali ini penulis tidak ingin mengajak menjelajahi negeri tersebut. Akan tetapi sedikit menceritakan tentang beberapa aktivitas anak bangsa dalam wadah organisasi yang bernama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) China, organisasi yang didirikan 28 Oktober 2012 di Beijing yang menjadi pemersatu pelajar Indonesia di China.
Penulis ingin memberi secuil informasi tentang aktivitas para pelajar Indonesia di China dan kiprah mereka. Dalam catatan yang dikeluarkan oleh Atase Pendidikan dan Budaya RI di Beijing, sepanjang 2012 terdapat sekira 9.800 pelajar Indonesia yang belajar di Negeri Tirai Bambu.
Organisasi yang beranggotakan mulai dari pelajar tingkat SMA sampai level Doktoral tersebut membawahi 14 cabang daerah atau kota-kota di China yang terdapat pelajar Indonesia di sana. Ada Beijing, Suzhou, Nanning, Nanjing, Guilin, Wuhan, Nanchang, Hangzhou, Guangzhou, Xiamen, Shanghai, Kunming, Changsa, Haikou, Hefei dan Ningbo. Sebelum berdirinya PPI China, sebagian pelajar-pelajar tersebut mendirikan organisasi di daerah masing-masing, sekarang mereka semua melebur menjadi satu menjadi PPI China demi mengharumkan nama bangsa di negeri tirai bambu tersebut.
Di sela kesibukan dan padatnya jadwal kuliah, mereka tetap semangat dalam berkreasi dan mengembangkan kemampuan melalui aktivitas keorganisasian dengan tanpa meninggalkan misi mereka yang utama yaitu belajar. Sebagai pelajar di luar negeri, selain belajar mereka secara nonformal juga berperan sebagai duta-duta budaya Indonesia, peran mereka sangat besar dalam mengenalkan tradisi dan budaya Indonesia yang kaya kepada masyarakat China maupun pelajar asing lainnya di sana.
Beberapa contoh peran dan aktivitas dalam mengenalkan budaya Indonesia di antaranya Batik Day. Setiap Jumat, seluruh pelajar Indonesia memakai pakaian batik. Program ini bertujuan mengenalkan batik secara internasional dan sebagai kebanggaan para pelajar Indonesia akan kecintaan terhadap budaya asli Indonesia tersebut.
Selain itu setiap pengurus cabang juga mempunyai program-program yang lain yang tidak kalah menarik. Cabang kota Nanchang misalnya, mempunyai tim tari Saman yang dibentuk November 2011 lalu. Tari yang berasal dari Aceh dan sangat populer baik di Indonesia maupun di luar negeri ini dibawakan oleh 20 pelajar Indonesia di Nanchang. Dan menariknya, ada sejumlah pemain yang asli pelajar China ikut bergabung untuk belajar.
Sepanjang 2012, tim Saman tersebut tampil 10 di berbagai acara, mulai dari acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa lokal sampai menjadi tim tamu khusus satu-satunya dari mahasiswa asing yang mendapat kehormatan tampil dalam acara Festival Budaya Akhir Tahun Nanchang University. Festival ini merupakan sebuah acara seni budaya yang paling bergengsi di kampus tersebut dan dihadiri oleh sekira 7.000 penonton. Sejak penampilan dalam acara itu, banyak tawaran yang datang untuk mengundang mereka tampil dalam acara-acara seni budaya di dalam kampus maupun di luar kampus yang diselenggarakan oleh masyarakat Nanchang.
Cabang lainnya yakni cabang kota Guilin, sebuah kota yang terletak di selatan Nanchang. Pelajar Indonesia di sana dalam waktu tiga tahun terakhir berturut-turut menyelenggarakan pelatihan Bahasa Indonesia bagi orang asing dan mendapat respons luar biasa. Ratusan peserta berpartisipasi, dan tidak hanya dari kalangan warga Tiongkok tapi orang asing yang tinggal di kota tersebut seperti dari Vietnam, Amerika, Nigeria dan sebagainya.
Selain itu ada lagi cabang Haikou, yang menyelenggarakan Indonesian Culture Festival yang bertema All About Indonesia di Hainan Normal University. Acara ini mengenalkan mulai dari kondisi geografis Indonesia, tari-tarian seperti tari Pendet dan tari Saman sampai mengenalkan kuliner khas Indonesia. Selain mengenalkan budaya Indonesia melalui pameran, mereka juga menjual makanan berupa nasi kuning yang terjual habis dalam waktu kurang dari dua jam.
Partisipasi dan aktivitas pelajar Indonesia di China tidak hanya berhenti di situ saja. Ada juga yang aktif dalam proses perkuliahan hingga menjadi delegasi dalam acara kemahasiswaan seperti yang dilakukan oleh enam mahasiswa Indonesia yang belajar di Nanchang University, kota Nanchang. Mereka mengikuti konferensi Asia International Model United Nations atau AIMUN yang diselenggarakan oleh Peking University Beijing pada 27-31 Maret lalu. AIMUN Peking University merupakan kegiatan simulasi Sidang PBB yang bertujuan mengenalkan kepada generasi muda bagaimana proses persidangan di organisasi persahabatan dunia itu. Kegiatan tersebut diikuti 118 peserta dari 13 negara di Asia. Hal yang membanggakan, dua dari enam orang tersebut yaitu Biondhi Sandhasima dan Sitti Marwah berhasil meraih penghargaan Best Delegate Unicefdan Best Position Paper, keduamya merupakan mahasiswa yang berasal dari Makassar.
Diplomasi Budaya
Beberapa aktivitas pelajar Indonesia di Tiongkok tersebut adalah sebagian dari banyaknya aktivitas yang lain. Peran dan aktivitas pelajar Indonesia inilah yang semakin menguatkan hubungan bilateral kedua negara melalui apa yang dinamakan dengan people to people contact, bagian dari konsep Total Diplomacyyaitu upaya-upaya diplomasi yang dilakukan oleh elemen-elemen non pemerintah secara tidak resmi. Atau istilah lainnya adalah Diplomasi Budaya, yang menurut Milton C. Cummings yakni "Pertukaran ide, informasi, nilai-nilai, sistem, tradisi, kepercayaan, dan aspek lain dari budaya, dengan tujuan memupuk saling pengertian.”
Diplomasi budaya adalah salah satu bagian dari diplomasi publik yang saat ini digencarkan pemerintah Indonesia sebagai langkah bahwa tidak hanya pemerintah yang bisa aktif bekerja sama dengan negara luar tapi unsur atau aktor swasta dan masyarakat sipil seperti dalam hal ini pelajar Indonesia yang bertujuan mengenalkan budaya Indonesia dan diharapkan tercapai nilai saling menghormati, damai, dan penuh keharmonisan.
Di tengah keterbatasan mereka sebagai pelajar, mereka secara swadaya dan gotong-royong mewujudkan keinginannya dalam mengenalkan Indonesia, Sebuah wujud semangat kecintaan dan kebanggaan pelajar Indonesia kepada negerinya yang patut mendapat dukungan dan apresiasi tinggi oleh kita semua maupun para pemangku kebijakan saat ini.
Berita Kiriman:Ahmad Syaifuddin Zuhri
Mahasiswa Program Beasiswa China Scholarship Council (CSC)
Master Hubungan Internasional
Nanchang University China
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) China