
"Produk mi ayam ini dari berbahan baku tepung singkong termodifikasi atau Modified Cassava Flour (Mocaf). Inovasi ini merupakan hasil PKM 2012," ujar salah satu kreator mi singkong, Laeli Nur Hasanah, seperti dikutip dari siaran pers IPB yang diterima Okezone, Jumat (6/9/2013).
Mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB itu menjelaskan, inovasi mi singkong dimaksudkan dalam rangka diversifikasi pangan. Pemilihan singkong sebagai bahan baku pembuatan mi ayam ini cukup beralasan.
Singkong, lanjutnya, adalah salah satu tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia sebagai sumber karbohidrat. Sayang, produksinya belum optimal karena masih dinilai kurang ekonomis.
"Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu produk pangan baru berbasis singkong untuk meningkatkan nilai ekonomis singkong sebagai salah salah satu alternatif pengganti terigu dan upaya diversivikasi pangan," paparnya.
Laeli menuturkan, suatu produk makanan harus memperhatikan aspek keamanan pangan. Salah satunya adalah penggunaan bahan pengawet makanan yang harus sesuai dengan standar yang dianjurkan pemerintah.
Oleh karena itu, Laeli dan keempat rekan satu timnya menjamin, mi instan hasil penelitian mereka terbebas dari bahan pengawet yang berbahaya karena dalam proses pembuatannya tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.
"Kami membuat mi segar sebagai bahan baku mi ayam sebanyak 100 porsi dalam waktu semalam," urai Laeli.
Dia menambahkan, Mocaf merupakan produk turunan dari singkong dengan prinsip modifikasi singkong secara fermentasi. Mocaf menyumbang sedikit protein sehingga diperlukan bahan sumber protein untuk meningkatkan kandungan protein pada mi.(Okezone/rfa)