Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Dengerin Musik Jangan Cuma yang Mainstream

$
0
0
Salah satu kegiatan komunitas Whiteboard Journal. (Foto: dok. Whiteboard Journal)Colleger Radio - Kebanyakan masyarakat menyukai musik yang disukai juga oleh banyak orang. Musik-musik yang mainstream seperti aliran pop, jazz, dangdut, keroncong, blues, dan genre lainnya sudah tidak asing lagi didengarkan oleh masyarakat. Pada dasarnya, kebiasaan orang mendengarkan musik tergantung dari ketertarikan mereka pada masing-masing genre.
Nah, di luar kebiasaan umum, pernahkah kamu mendengarkan musik-musik yang jarang didengar orang banyak? Musik dalam kategori ini masuk dalam genre yang nonmainstream, tidak komersil, seperti musik New Soul. Label Stone Throw Records biasa menampilkan artis-artis dalam genre tidak umum ini, seperti Stepkids, Dam-Funk, dan J Rocc. Pemilihan ini sesuai dengan musik yang belum pernah diekspos ke khalayak umum Indonesia, terutama Jakarta.

Genre musik tersebutlah yang digeluti Whiteboard Journal. Menurut salah satu anggota Komunitas Whiteboard Journal, Bergas Haryadita, ini adalah sebuah komunitas musik yang tidak mainstream.

"Sebenarnya komunitas ini sudah ada dari dulu banget, ini kami cuma meneruskan. Jadi kami lebih ingin mempromosikan lagu-lagu atau jenis-jenis lagu yang mungkin enggak mainstream atau yang enggak komersil," ujar Bergas, belum lama ini.

Bergas mengatakan bahwa musik-musik seperti ini bisa dikatakan underground, musik yang belum banyak diketahui oleh orang banyak.

"Ada macam-macam genre, seperti musik rock, soul, punk. Jadi intinya lagu-lagu yang mungkin enggak akan kita dengerin kalau pergi ke klub-klub yang mainstream atau radio-radio mainstream. Jadi musik-musik yang kata lain mungkin underground, enggak banyak diketahui orang," beber DJ itu.

Lebih lanjut, Bergas meyakini, setiap orang mempunyai selera musik yang berbeda. Melalui komunitas ini, dia ingin mengajak dan memperkenalkan sekaligus membuka pikiran orang-orang bahwa kita tidak melulu harus mendengarkan musik mainstream.

"Komunitas ini mau mengajak orang untuk bisa membuka pikiran saja dalam mendengarkan musik. Memang, musik soal selera. Jadi susah juga kalau untuk memaksakan. Tapi kami cuma mengajak orang untuk bisa lebih terbuka mendengarkan berbagai macam musik. Bukan hanya musik yang disiarkan di radio saja, jadi masih luas banget tentang musik," imbuh Bergas.

Kemudian, jebolan S-1 di Temple University, Philadelphia, Amerika Serikat itu menjelaskan cara orang mengetahui musik ini, sedangkan musik tersebut tidak terlalu dikenal orang banyak.

"Sebenarnya dari orang itu sendiri. Kalau orangnya memang mau coba dengerin lagu lain, mencari tahu lagu lain, itu sebenarnya ada pada keinginan orang itu sendiri. Karena kalau orangnya enggak mau, apa pun yang kita lakukan percuma. Jadi cuma narik orang-orang yang open minded di bidang musik untuk bisa dengerin dengan apa yang bakal kita bikin," ungkap lulusan jurusan Business itu.

Laki-laki kelahiran 22 Februari 1977 itu melanjutkan, komunitas ini sudah ada sejak dulu dan hingga saat ini jumlah anggotanya terbilang cukup banyak.

"Komunitas ini sudah ada dari dulu, tapi mungkin zaman dulu masih yang lebih kecil. Sekarang karena sudah ada internet, dengan adanya informasi, jadi orang-orang lebih mau untuk mencari sesuatu yang berbeda. Makanya sekarang jadi lumayan banyak yang mau membuka pikiran untuk sesuatu yang baru," tutur musisi itu.

Komunitas Whiteboard Journal sudah menyebar ke seluruh kota-kota besar di Indonesia. Termasuk Bandung dan Yogyakarta yang anggotanya didominasi oleh mahasiswa.

"Kebanyakan anggota komunitas ini adalah para mahasiswa seni. Mereka mempunyai selera dan pikirannya lebih terbuka serta lebih bisa menerima sesuatu yang baru, " jelasnya.

Bergas memaparkan, sekarang ini untuk mendengarkan musik tidak hanya dari radio. Kita juga bisa menikmati musik secara online. Inilah yang dilakukan komunitasnya, menyebarkan paham nonmainstream secara online agar masyarakat bisa mendengarkan musik di youtube dan jejaring online lainnya seperti di Komunitas Whiteboard Journal.

"Online salah satu jalannya aja supaya orang tahu. Tapi sebenarnya dari internet orang bisa cari tahu seperti Punk Music, yang bagi mereka sesuatu yang baru. Jadi bukan sekadar dengerin radio. Kalau zaman dulu cuma bisa dengerin radio, dan apa yang dimainkan di radio itulah yang kebanyakan didengarkan masyarakat. Kalau sekarang kan ada youtube dan orang bisa cari sendiri. Jadi itu salah satu cara membantunya," katanya.

Whiteboard Journal sendiri kerap mengadakan acara party music. " Whiteboard Journal kadang-kadang bikin acara di Kemang," singkatnya.

Walaupun musik di komunitas ini belum dikenal banyak orang, tapi kata Bergas, perkembangan komunitasnya bagus. "Karena orang di Jakarta atau Indonesia pada umumnya mau mencoba untuk lagu-lagu atau tipe-tipe atau genre musik baru. Mereka lebih terbuka. Tapi ini bukan komersil atau mainstream, jadi enggak akan seperti itu dan kita juga enggak mau jadi seperti itu, karena ini enggak buat semua orang yang suka. Meski begitu, sudah mulai banyak yang bisa dan mau nerimanya," tutupnya. (Okezone/rfa)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles