Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Atlet Lebih Pintar dari Mahasiswa

$
0
0
Ilustrasi: Atlet lebih pintar dari mahasiswa. (Foto: AP)Colleger Radio - Kita tahu bahwa para atlet elite memiliki ketahanan fisik yang prima ketimbang masyarakat pada umumnya. Tetapi, sebuah studi menyatakan, dalam beberapa cara, otak para atlet bekerja dengan sangat menakjubkan. 

Studi terbaru dalam Journal Scientific Reports menunjukkan bahwa otak para atlet memiliki persepsi visual dan kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan para mahasiswa non-atlet. Fakta ini menunjukkan, para atlet lebih cepat belajar untuk mencari objek yang bergerak dengan cepat.

Peneliti dari University of Montreal School of Optometry, Jocelyn Faubert, menyatakan, proses mental dan kemampuan belajar adalah kunci penampilan sempurna para atlet. Bagaimanapun, ujar Fauvert, masih belum jelas apakah kemampuan belajar superior ini adalah hal unik bagi atlet profesional. Riset ini juga belum menjawab apakah kemampuan tersebut mengarahkan para atlet untuk dipilih masuk ke dalam sebuah tim olahraga atau apakah kemampuan belajar ini berkembang melalui latihan intensif.

"Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana individu dengan kemampuan atletik mengembangkan nilai persepsi mereka melalui pelatihan tertentu," ujar Faubert, seperti dinukil dari Huffingtonpost, Minggu (3/2/2013).

Riset ini melibatkan 102 atlet profesional dari English Premier League (sepakbola), National Hockey League, dan France's Top 14 (rugby), serta 173 atlet amatir dan 33 mahasiswa non-atlet. Periset memberi para subjek sebuah tugas yang diberi nama "3D-MOT" sebanyak 15 kali.

LiveScience menjelaskan, bernama prosedur 3D-MOT menunjukkan beberapa bola berwarna mengapung di ruang tiga dimensi. Empat bola memperlihatkan warna yang berbeda dengan cepat, kemudian warnanya berubah menjadi hitam dengan bola lainnya selama delapan detik. Para subjek harus tetap mengingat keempat bola yang berubah warna tersebut dan mengidentifikasi mereka ketika bola-bola tadi berhenti bergerak. Jika para subjek membuat kesalahan, pergerakan bola melambat; jika subjek benar, maka pergerakan bola pun lebih cepat.

Para periset menemukan bahwa para atlet elite menunjukkan hasil yang lebih baik pada tes ini ketimbang para mahasiswa non-atlet.

"Meski konteksnya tidak berhubungan dengan olahraga tertentu, kami menemukan bahwa atlet profesional dapat memproses nilai visual lebih baik ketimbang atlet amatir. Sementara itu, para atlet amatir ini ternyata juga lebih baik dari mahasiswa non-atlet," imbuh Faubert.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles