
Bangsa Indonesia memang bangsa besar. Masyarakatnya pun menyadarinya. Sumber daya alam yang melimpah ruah. Sumber daya manusianya juga terus bertambah. Namun tidak sedikit orang yang menyatakan kepesimisannya terhadap negeri ini. Begitu banyak permasalahan yang ada, dari hal kecil hingga hal besar, dari permasalahan rakyat jelata hingga elit penguasa. Semuanya ada di negeri ini. Hal inilah yang membuat belenggu kepesimisan yang terus membayang-bayangi masyarakat negeri ini. Tapi tenang kawan masih banyak celah untuk memperbaiki semua ini. Pemuda menjadi inti dari perubahan bangsa ini ke depannya.
Pemuda menjadi tonggak perubahan dalam kepemimpinan bangsa menuju Indonesia berdaya. Pemuda menjadi pusat sorotan masyarakat dalam mengawali kebijakan pemerintah. Mahasiwa adalah pemuda. Jikalau pemerintah mendengar gerakan mahasiswa, maka bulu kuduk mereka akan berdiri seketika karena mereka tahu kekuatan mahasiswa akan sangat dahsyat jika kebijakan pemerintah yang dijalankan tidak sesuai dengan aturan. Sebagai sebuah kekuatan politik, gerakan organisasi kemahasiswaan masih memiliki legitimasi moral yang kuat. Harapan tinggi masih diletakkan ke pundak mahasiswa. Walaupun, kiprah gerakan politik mahasiswa yang sebelumnya bersemangat menyuarakan reformasi menjadi semakin sayup terdengar. Rezim Soeharto merupakan cerminan mahasiswa saat ini dan yang akan datang.
Dari segi nilai politik, gerakan yang dilakukan mahasiswa penting sebagai penyeimbang kekuatan politik negara. Namun aksi yang dilakukan dalam menyikapi kebijakan pemerintah tidak lagi memiliki kekuatan signifikan. Seandainya ada, relatif dilakukan terpecah-pecah dan tidak ada gerakan terpadu. Akibatnya, berbagai kebijakan publik yang semestinya mendapat kontrol ketat bisa lolos dengan relatif mulus. Kenaikan harga BBM, kenaikan tunjangan anggota DPR, gagalnya usulan hak angket dan interpelasi DPR merupakan contoh mandulnya kontrol kebijakan lewat jalur birokrasi dan parlemen. Jalur kontrol kebijakan publik melalui birokrasi dan parlemen sulit diandalkan. Tak bisa dimungkiri, harapan yang ditumpukan kepada mahasiswa sebagai kekuatan pengubah dan pembaru tak lepas dari peranan mahasiswa dalam setiap momen penting bangsa ini. Sejak masa kemerdekaan, Orde Lama hingga Reformasi, gerakan mahasiswa senantiasa memberi ide persatuan nasional, sikap kritis terhadap kekuasaan yang menindas, dan keberpihakan yang tegas kepada kepentingan rakyat.
Jalan hidup bangsa ini masih sangat panjang. Kiprah mahasiswa dalam melakukan perubahan akan terus terjadi hingga suatu saat pemimpin-pemimpin bangsa ini didominasi oleh para pemuda. Kepemimpinan yang dilakukan mahasiswa melalui organisasi kampus yang selama ini dilakukan adalah berdasarkan atas prinsip integritas; prinsip kerja yang tidak berorientasi pada profit pribadi semata. Itulah yang membedakan mahasiswa dengan stakeholder lainnya. Bekerja membela bangsa ini dengan sangat menjunjung tinggi idealisme dan sangat murni. Bukan hanya profesionalisme tetapi integritaslah yang menjadikan kekuatan mahasiswa sangat masif dalam mengontrol kebijakan pemerintah dan melakukan program sosial lingkungan.
Dua puluh tahun yang akan datang, Indonesia akan dipenuhi pemimpin muda yang kreatif, aktif dan inovatif. Bahkan banyak negara maju di luar sana yang menyatakan bangsa ini akan menjadi bangsa yang berdaya dan maju jika sumber daya manusianya tetap konsisten dan menjunjung tinggi kebudayaan serta kesukuan yang ada. Maka tidak ada alasan lagi, bagi masyarakat untuk merasa pesimis akan kemajuan bangsa ini. Kepemimpinan mahasiswa akan sangat berperan sebagai agen penggerak dan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Mari perbaiki bangsa ini bersama.
Kita Muda Beda Berdaya. Man Jadda Wajada!!
Sarah Nur Amalia
Departemen Ekonomi Sumber daya Lingkungan
Institut Pertanian Bogor (IPB)