Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Keluar-Masuk Bui, Mahasiswa Ini Keukeuh Jadi Pengacara

$
0
0
Foto : Mahasiswa Temasek Polytechnic Sarbir Singh/The Strait TimesColleger Radio - Mahasiswa Temasek Polytechnic Sarbir Singh bercita-cita ingin menjadi seorang pengacara. Namun, jalan yang harus dilalui mahasiswa tahun terakhir jurusan Hukum dan Manajemen itu tidak mudah sebab dia harus berkali-kali ke luar masuk penjara.

Singh telah keluar masuk penjara sejak usia 15 tahun karena perkelahian antargeng dan kekerasan. Akhirnya, menginjak usia 24 tahun, dia pun sadar ingin segera menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar sarjana.

Keterlibatan Singh dalam berbagai kasus kriminalitasi itu bukan tanpa sebab. Kondisi rumah yang tidak bersahabat membuatnya melarikan diri dalam hal-hal negatif tersebut.

"Kedua orangtua saya bercerai ketika saya berusia empat tahun. Berbagai hal tidak begitu baik di rumah. Sementara dalam geng saya merasa memiliki," ujar Singh, seperti dikutip dari The Strait Times, Sabtu (30/3/2013).

Setelah perceraian, Singh tinggal bersama sang ayah. Sementara dia kehilangan kontak dengan ibunya. Sebagai seorang petugas pemeliharaan gedung, ayahnya sering berada di tempat kerja dan menerapkan disiplin yang ketat di rumah.

Singh pertama kali masuk rumah tahanan untuk pemuda Singapura pada usia 15 tahun atas aksi kerusuhan yang dilakukannya. Akhirnya, Singh diizinkan kembali ke sekolah dan memenangkan penghargaan terbaik dalam ujian bahasa Inggris.

"Saya belum pernah merasa begitu bahagia sebelumnya. Tapi panitia memutuskan untuk menarik penghargaan karena saya telah melewatkan setengah tahun sekolah. Dan itu sangat menyedihkan," kenangnya.

Di balik jeruji besi, Singh cukup baik untuk melanjutkan ke tingkat SMP. Tapi ketika dibebaskan pada 2007, dia memutuskan untuk bekerja daripada melanjutkan sekolah.

Tapi bekerja di tempat hiburan malam di Clarke Quay dan Boat Quay, membuatnya terlibat perkelahian dalam klub dan kembali masuk bui selama dua tahun.

Di sekolah penjara pusat Kaki Bukit, dia belajar untuk ujian O level guna melanjutkan ke tingkat SMA. Saat itu, Singh mengambil lima mata pelajaran dalam sembilan bulan,

termasuk beberapa pelajaran baru baginya. "Kali ini, suasananya benar-benar baik. Semua orang belajar dan sangat mendukung. Saya tidak pernah bekerja begitu keras dalam hidup saya," jelasnya.

Dia mencetak sembilan poin yang masuk dalam lima besar di pusat tahun itu. Tapi hari itu, Singh justru merasa sangat sedih. Saat itu, para peserta ujian diberikan kesempatanuntuk menerima kunjungan. Namun, tidak satupun orang yang datang untuk menemuinya.

"Saya ingin membuktikan kepada ayah dan nenek saya bahwa saya bisa melakukannya dengan baik. Tapi ayah saya tidak muncul dan nenek saya sudah mencuci tangan atas saya," kata Singh.

Ketika dibebaskan untuk kedua kalinya, Singh diterima ke Temasek Poly. Namun dengan segera dia mendapat masalah karena berkelahi. "Ini adalah ketika saya benar-benar menyerah pada diri saya sendiri," ucapnya.

Akhirnya dia dibebaskan pada Februari tahun lalu setelah menerima hukuman penjara selama empat tahun. Beruntung, para guru Tamasek Poly tetap memberikan dukungan baginya untuk menyelesaikan pendidikan.

Kembali ke kampus, Singh akhirnya belajar untuk mengendalikan emosinya. "Kelemahan utama saya adalah kemarahan dan saya telah belajar untuk mengendalikannya. Sebagian saya lampiaskan dengan menggunakan karung tinju di rumah dan sebagian dengan memfokuskan seluruh hidup saya di kampus. Saya telah mengadopsi pola pikir baru dan menetapkan tujuan yang akan saya raih," tutur Singh.

Kini, Singh telah berdamai dengan keluarganya dan menjauhkan diri dari persoalan lama yang menghantuinya. Dia menghabiskan waktu untuk berpetualang, mengikuti kegiatan Penghargaan Pemuda Berprestasi Nasional, serta memberikan kuliah gratis untuk mereka yang membutuhkan.

Biaya perkuliahan Singh disponsori sepenuhnya oleh Bantuan Pelatihan Keterampilan Dana Yellow Ribbon untuk Restart Bursary. "Saya ingin menjadi seorang pengacara karena ketika berada dalam kesulitan, saya mendapat bantuan. Ini adalah tentang memberi kembali kepada masyarakat, bukan hanya mengambil dan mengambil," tandasnya.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles