
"Dalam pernikahan itu hanya ada dua pilihan. Kalau bukan menikahi orang yang kita cintai maka kita harus mencintai orang yang kita nikahi." Butuh konsentrasi, memang, untuk memahami kalimat singkat tersebut.
Kalau dipertautkan dengan dunia perkuliahan menjadi sangat sinkron. "Kuliahlah pada jurusan yang engkau cintai dan cintailah jurusan kuliahmu." Konsepsi kuliah yang ideal, bagi saya, tidak lepas dari dua hal tersebut. Bahwa kita selaiknya memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan "cinta" kita. Apakah itu saja sudah cukup? Tidak, cinta butuh implementasi. Maka, cintailah dengan sungguh-sungguh jurusan kuliah, pilihan kita itu.
Orang bilang bahwa cinta mampu mengubah yang, awalnya, susah menjadi mudah. Cinta mampu mencitrakan kegundah-gulanaan menjadi rangkaian kebahagiaan. Belajar (kuliah) pada jurusan yang kita minati dan cintai adalah satu alasan penting untuk memeroleh hasil maksimal.
Kuliah kita jalani dengan penuh kenikmatan dan tanpa beban. Hari berganti hari, seterusnya menjadi tahun sampai tiba dimana kelulusan di depan mata. Lalu pertanyaannya, bagaimana mengetahui keberadaan "cinta" kita? Banyak yang mengeluh karena tidak mengerti passion hidupnya di mana.
Ia bertanya ke banyak pihak, namun sayangnya ia harus kembali kepada dirinya sendiri. Sebab, tiada yang paling mengerti "diri" kita selain diri kita sendiri. Dialah nurani (jiwa) kita yang bersama dengan jasad kita selama 24 jam tanpa pernah berpisah sama sekali. Masa belajar kurang-lebih tiga tahun (SMA/sederajat) setidaknya menjadi basis pijakan untuk mengetahui di mana "cinta" kita, di mana passion kita. Kalau kita senang dengan hitungan matematis maka itulah "cinta" kita dan pada hal yang demikian kita memilih jurusan perkuliahan.
Sebaliknya, kalau kita senang dengan dunia sosial dan segala hal yang tidak eksak(ta) maka bidang sosial humaniora yang menjadi pilihannya. Memang benar bahwa teori itu tak semudah praktik. Sekadar memberi saran, semua orang bisa tetapi memastikan saran itu dapat dilakukan dengan baik masih menjadi "PR" besar.
Tetapi yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan khusus untuk mengetahui diri kita sendiri. Mulailah untuk merenung menjelang lelap dalam mimpi: sebenarnya di mana "cinta" kita itu bersemayam. Saya yakin teman-teman akan mendapati jawabannya.
Putuskan, dan Berdoalah
Waktu itu, kalau merujuk teori ilmuan (Albert Einstein), bersifat relatif, relativitas waktu. Jeda antara Ujian Nasional (UN) dengan awal registrasi kuliah memang cukup lama. Tetapi, hal itu akan terasa sebentar ketika kita tidak memanfaatkannya sebaik mungkin. Itulah waktu penting, yang menentukan kelanjutan "kehidupan ilmiah" kita. Menyia-nyiakan waktu tersebut tentu akibatnya fatal alias berbahaya.
Dalam banyak kesempatan saya sering berujar. "Berpikir matang-matang sebelum melangkah adalah sebuah kebijaksanaan. Tetapi terlalu banyak berpikir sehingga tidak melangkah sama sekali inilah masalah." Ketika kita sudah mantap, maka segeralah ambil putusan bulat untuk mengambil jurusan kuliah. Setelah itu, berdoa kepada Sang Kuasa agar diberi kemantapan (komitmen dan konsistensi) pada langkah selanjutnya.
Sekadar cerita, awalnya saya sudah mantap untuk mengambil jurusan Hukum Islam. Sayangnya, masih di semester satu saya sudah kepikiran untuk pindah jurusan. Itulah yang saya maksud dengan pentingnya "berdoa", karena hati manusia seringkali berubah-ubah. Setelah berdoa dan berserah diri, saya urungkan niatan pindah jurusan itu. Dan saya pun bersyukur, sampai sekarang saya semakin menikmati, dan pastinya mencintai jurusan saya.
Kalau kita sudah menemukan di mana "cinta" itu adanya, maka nasihatnya adalah: "Yakinlah untuk mengambil jurusan sesuai dengan "cinta" tersebut." Kata Pak Jamil Azzaini, banyak orang yang mudah jatuh cinta tetapi lupa (susah) membangun cinta. Agar "cinta"-nya tidak luntur maka bangunlah ia dengan melakukan banyak hal bermanfaat. Tujuannya, supaya kita semakin mencintai jurusan kuliah kita. Selamat berjuang, teman-temanku!
Samsul Zakaria
International Student (Magang) pada Fakulti Syari’ah dan Undang-Undang (FSU)
Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Negeri Sembilan, Malaysia.