
Demikian disampaikan salah seorang siswa baru SMA Asisi, Jakarta, Nathaniel Christansen. "Kami disuruh pakai baju SMP sekolah asal ditambah atribut seperti name tag dari karton berbentuk gambar minion yang ada di film Despicable," ujar Nathan, Selasa (16/7/2013).
Layaknya sebuah "masa perploncoan," Nathan tidak menampik jika ada senior yang memarahi para anak baru. Namun, dia mengaku jika hal tersebut timbul akibat kesalahan yang dilakukan oleh anak baru itu.
"Diomelin sedikit tapi tidak sampai dibully. Itu pun diomelin karena kesalahan kami yang tidak menaati peraturan, seperti mencopot atribut, dan sebagainya," jelasnya.
Selama tiga hari, kata Nathan, dia dan teman-temannya diminta untuk membawa bekal makanan yang aneh. Selain itu, di hari kedua pelaksanaan MOS, mereka mendapatkan pelatihan baris-berbaris sekaligus seleksi untuk pasukan pengibar bendera (paskibra) SMA Asisi.
"Isi MOS banyak. Kemarin kami menyanyikan lagu mars asisi di lapangan. Lalu selama tiga hari ini, kami disuruh bawa bekal yang aneh-aneh. Hari ini, kami diuji untuk bisa masuk ke paskibra SMA Asisi," tutur Nathan.
Selain SMA Asisi, pemandangan unik juga terdapat saat pelaksanaan MOS di SMAN 38, Jakarta Selatan. Salah seorang siswa kelas XIII SMAN 38, Novi Tri Jayanti menyebut, pelaksanaan MOS kali ini di sekolahnya tidak mengharuskan atribut yang aneh.
"MOS di SMAN 38 enggak aneh-aneh. Untuk murid perempuan hanya perlu dikepang dua dan diikat dengan pita sesuai nametag kelas. Kalau yang pakai kerudung, pitanya di pasang sebelah kanan dan kiri. Untuk yang cowok enggak disuruh pakai atribut apapun," ungkap Novi.