
Menyadari hal tersebut, lima mahasiswa Magister Management (MM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menciptakan perangkat lunak yang diberi nama Lexipal. Kelima mahasiswa yang tergabung dalam Bamboo Team itu adalah Yodhi Kharismanto, Luh Putu Rina Maharani, Mega Aisyah Nirmala, Putu Ngurah Indra Perdana, dan Yosep Andy.
Yodhi Kharismanto menjelaskan, Lexipal merupakan software yang membantu anak-anak disleksia untuk mengatasi permasalahan dalam keterbatasan mereka. Software ini membantu mereka dalam belajar dan memahami sesuatu.
Yang berbeda, kaya Yodhi, Lexipal menggunakan motion (unsur gerak) dalam mengoperasikannya, dan unsur-unsur 3D. Sehingga proses treatment tidak monoton dan dapat menyenangkan siswa.
“Kami melihat permasalahan pada penanganan anak-anak disleksia biasanya dilakukan dengan tradisional, menggunakan kartu dan buku dan terkadang hal tersebut membuat sang anak bosan. Oleh karena itu Lexipal hadir sebagai software bagi anak disleksia yang bersifat fun, atraktif, dan efektif,” ujar Yodhi, seperti dikutip dari situs UGM, Senin (22/7/2013).
Kepedulian sosial kelima mahasiswa tersebut berbuah manis. Meski tidak meraih jawara pertama dalam kompetisi “Global Social Venture Competition-South East Asia Final” (GSVC), Bamboo Team berhasil mendapatkan penghargaan The Best Video Performance berdasarkan jumlah “like” paling banyak atas video presentasi yang diunggah di Youtube dan dari penilaian dewan juri.
Atas prestasi tersebut, Yodhi mengaku merasa senang dan bangga karena mendapatkan pengalaman baru dengan berkompetisi bertaraf internasional. “Kita bangga karena kita dapat mewakili UGM dan juga Indonesia disana. Walau kita hanya membawa pulang additional award, yaitu best video, kita tetap mengambil sisi positif dari hal ini,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 23 tahun silam.
Keberhasilan Bamboo Team membawa dalam kompetisi internasional itu turut mendapat sambutan positif dari Direktur MM UGM Lincolin Arsyad. Dia menilai, prestasi tersebut merupakan satu langkah maju karena tahun lalu MM UGM dengan tim Wastenergizer juga menjadi salah satu tim finalis di Bangkok.
“Dengan kerja keras dan cerdas, tahun mendatang kita harapkan mahasiswa kita bisa meraih prestasi yang lebih meningkat agar bisa lolos ke tingkat global,” imbuh Arsyad.