
"Kekurangan itu tidak hanya terjadi pada daerah pelosok, tetapi juga kota-kota besar," ungkap Nirwan kepada wartawan, menjelang tampil pada Workshop Talent Scouting Mahasiswa Semester Akhir dengan Perguruan Tinggi Peminat, di Solo, Jawa Tengah, Senin (22/7/2013).
Oleh karena itu, menurut Nirwan, untuk mengatasi secara segera maka P2TK melakukan jalan singkat atau crass program yang bisa memenuhi kekurangan guru produktif dengan bekerja sama dengan 10 Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK). Salah satunya dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
"Ke 10 LPTK, kita petakan dan masing-masing mendapat bagian. Seperti halnya UNS, di antaranya mendapat jatah provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, NTT dan Papua Barat," jelasnya.
Crass program untuk pemenuhan guru produktif SMK, menurut Nirwan, dilakukan workshop terlebih dahulu sebelum diterjunkan ke lapangan. Workshop dilakukan selama tiga hari, dan penerjunan selama lima bulan, mulai 19 Agustus hingga 30 Desember 2013.
"Kegiatannya teaching dan non-teaching," jelasnya.
Nirwan mengatakan bahwa workshop atau pembekalan yang berlangsung di Solo diselenggarakan oleh UNS. Diikuti 44 peserta. Selain UNS, ada sembilan LPTK lainnya yang juga melakukan pembekalan.
"Mulai Senin 22 Juli dilaksanakan pembekalan serentak di 10 LPTK di seluruh Indonesia, di antaranya di Medan, Padang, Jakarta, Solo, dan sebagainya," pungkasnya.