Image may be NSFW.
Clik here to view.
Colleger Radio - Konsumsi makanan instan, terutama mi instan oleh masyarakat Indonesia sangat tinggi. Berdasarkan suatu hasil survei, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai konsumen terbesar untuk mi instan.
Pencapaian tersebut bukanlah sebuah prestasi yang membanggakan. Apalagi mengingat banyak bahan pengawet yang terkandung di dalamnya. Persoalan tersebut yang kemudian diangkat dalam Indonesian Science Enterprise Challenge (InaSEC) beberapa waktu lalu.
Dalam kompetisi yang mengawinkan sains, teknologi, dan bisnis itu, salah satu tim bernama We Care memberikan solusi berupa mi herbal. Berbahan baku daun bluntas, tim yang terdiri atas Jeffry Wicaksana, Showfil Widad Herdiana, Istiqomah, Arum Citra Melati, dan Satria Mahardhika Wisambodhi itu menghadirkan mi sehat yang kaya manfaat.
"Atas persoalan itu, kami pun membuat mi instan yang sehat. Sebab, mie instan pada umumnya banyak menggunakan bahan pengawet, MSG, dan sulit dicerna sehingga berbahaya bagi kesehatan. Mi herbal ini kami buat dari daun bluntas dengan campuran wortel, bayam, dan cassava yang mudah dicerna," tutur Jeffry, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2013).
Pelajar kelas X SMA Santa Laurensia itu mengaku, inovasi tersebut menjadi solusi untuk mengatasi tingkat konsumsi mi instan yang sangat tinggi. Namun, dia menilai, mengubah gaya hidup masyarakat yang gemar mengonsumsi mi instan sangat sulit dan membutuhkan waktu lama.
"Kami sadar untuk mengubah gaya hidup masyarakat agar berhenti mengonsumsi mi instan sangat susah dan tidak sebentar. Maka, daripada mengubah kebiasaan itu, kami hadirkan mi instan namun dengan bahan baku yang sehat," jelasnya.
Dia menyebut, mi herbal tersebut bisa tahan delapan bulan karena tidak menggunakan bahan pengawet. Tidak hanya itu, mereka pun mengganti MSG dengan sari jamur sehingga mie instan tersebut semakin sehat.
Showfil Widad Herdiana menambahkan, produk mi instan herbal bukanlah produk perdana. Menurut pelajar kelas XI SMAN 10 Malang itu, sudah ada beberapa produk mi instan herbal yang berbahan baku cassava alias singkong. Namun, Showfil menjamin jika produk mereka memiliki sejumlah keunggulan.
"Mi herbal memang sudah ada tapi bahan dasarnya singkong. Tapi produk kami berbahan dasar daun bluntas yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang pahit. Selain itu, adonan mi instan kami three in one, bisa digoreng, direbus, maupun sebagai kerupuk dengan kandungan vitamin yang sama," ungkap Showfil.
Proses pembuatan, lanjutnya, daun bluntas direndam selama 30 menit dengan air garam guna menghilangkan rasa pahit. Kemudian, haluskan daun bluntas tadi dengan menggunakan blender.
"Setelah itu diambil sari daun bluntas dan campurkan dalam adonan mie yang telah ditambahkan wortel, bayam, dan singkong. Sebelumnya, kami pernah mencoba daun singkong tapi rasa dan teksturnya berbeda, kurang sesuai," tandasnya.
Clik here to view.

Pencapaian tersebut bukanlah sebuah prestasi yang membanggakan. Apalagi mengingat banyak bahan pengawet yang terkandung di dalamnya. Persoalan tersebut yang kemudian diangkat dalam Indonesian Science Enterprise Challenge (InaSEC) beberapa waktu lalu.
Dalam kompetisi yang mengawinkan sains, teknologi, dan bisnis itu, salah satu tim bernama We Care memberikan solusi berupa mi herbal. Berbahan baku daun bluntas, tim yang terdiri atas Jeffry Wicaksana, Showfil Widad Herdiana, Istiqomah, Arum Citra Melati, dan Satria Mahardhika Wisambodhi itu menghadirkan mi sehat yang kaya manfaat.
"Atas persoalan itu, kami pun membuat mi instan yang sehat. Sebab, mie instan pada umumnya banyak menggunakan bahan pengawet, MSG, dan sulit dicerna sehingga berbahaya bagi kesehatan. Mi herbal ini kami buat dari daun bluntas dengan campuran wortel, bayam, dan cassava yang mudah dicerna," tutur Jeffry, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2013).
Pelajar kelas X SMA Santa Laurensia itu mengaku, inovasi tersebut menjadi solusi untuk mengatasi tingkat konsumsi mi instan yang sangat tinggi. Namun, dia menilai, mengubah gaya hidup masyarakat yang gemar mengonsumsi mi instan sangat sulit dan membutuhkan waktu lama.
"Kami sadar untuk mengubah gaya hidup masyarakat agar berhenti mengonsumsi mi instan sangat susah dan tidak sebentar. Maka, daripada mengubah kebiasaan itu, kami hadirkan mi instan namun dengan bahan baku yang sehat," jelasnya.
Dia menyebut, mi herbal tersebut bisa tahan delapan bulan karena tidak menggunakan bahan pengawet. Tidak hanya itu, mereka pun mengganti MSG dengan sari jamur sehingga mie instan tersebut semakin sehat.
Showfil Widad Herdiana menambahkan, produk mi instan herbal bukanlah produk perdana. Menurut pelajar kelas XI SMAN 10 Malang itu, sudah ada beberapa produk mi instan herbal yang berbahan baku cassava alias singkong. Namun, Showfil menjamin jika produk mereka memiliki sejumlah keunggulan.
"Mi herbal memang sudah ada tapi bahan dasarnya singkong. Tapi produk kami berbahan dasar daun bluntas yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang pahit. Selain itu, adonan mi instan kami three in one, bisa digoreng, direbus, maupun sebagai kerupuk dengan kandungan vitamin yang sama," ungkap Showfil.
Proses pembuatan, lanjutnya, daun bluntas direndam selama 30 menit dengan air garam guna menghilangkan rasa pahit. Kemudian, haluskan daun bluntas tadi dengan menggunakan blender.
"Setelah itu diambil sari daun bluntas dan campurkan dalam adonan mie yang telah ditambahkan wortel, bayam, dan singkong. Sebelumnya, kami pernah mencoba daun singkong tapi rasa dan teksturnya berbeda, kurang sesuai," tandasnya.