Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Dirut KAI Bagi Pengalaman Jadi Pemimpin di UGM

$
0
0
Dirut KAI Ignasius Jonan. (Foto: Runi Sari/Okezone)Colleger Radio - Guru terbaik adalah pengalaman. Oleh karena itu sangat berguna ketika berguru ilmu, kita bisa belajar langsung dari orang yang telah berpengalaman di bidang tersebut.

Pengalaman berharga itu yang dirasakan para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ratusan para mahasiswa berjaket almamater krem itu mendengar langsung pengalaman saat menjadi pemimpin dari orang-orang ternama di Tanah Air. Mereka adalah Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Rektor Paramadina sekaligus alumnus UGM Anies Baswedan, dan Dirut PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan.

Dalam seminar bertajuk 'Menggagas Kepemimpinan Indonesia Masa Depan' di auditorium Magister Management (MM) UGM, Ignasius Jonan berbagi pengalamannya dalam membenahi manajemen BUMN Kereta Api. Menurut Jonan, tantangan terbesar dalam mengelola transportasi kereta api empat tahun lalu adalah mengubah budaya kerja yang sebelumnya product oriented menjadi customer oriented.

"Sekarang penumpang berdiri sudah tidak ada. Semua ini saya lakukan untuk memenuhi aspirasi pelanggan. Dulu kalau pakai 'seragam' enggak bayar. Sekarang siapapun bayar," kata Jonan, seperti dikutip dari laman UGM, Kamis (19/9/2013).

Dari kebijakan tersebut, lanjutnya, jumlah penumpang dan komoditi barang yang dibawa oleh transportasi kereta api meningkat dari tahun ke tahun. "Kini, satu hari kereta api melaksanakan 1.600 perjalanan. Selama delapan bulan terakhir, Maret hingga Agustus ini, KAI telah mengangkut lebih 160 juta penumpang dan 18 juta ton barang," jelasnya.

Dalam memimpin, alumnus Akuntansi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu selalu berprinsip, seorang pemimpin harus selesai dengan diri sendiri. Artinya, pemimpin sudah tidak lagi memikirkan perkara kesejahteraan pribadinya dan keluarga.

Prinsip tersebut diperlukan agar setiap orang mampu memisahkan urusan pribadi dengan kemampuan bersikap profesional. "Kalau tidak, maka ada campur aduk kebutuhan dirinya sendiri dengan pekerjaan," ujar Jonan.

Rupanya, prinsip tersebut juga ditularkan kepada karyawan KAI dengan meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun, tanpa meminta anggaran dari pemerintah namun dari hasil usaha kegiatan bisnis KAI.

"Saya menaikkan kesejahteraan dengan cara mencari sendiri. Menempatkan keseimbangan tugas pokok kami di KAI dengan kebutuhan pegawai dengan cara realistis. Kalau orang penghasilannya kurang, menjaga agar tidak korupsi itu paling sulit," tuturnya. (Okezone/ade)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1016

Trending Articles