
Kuliah umum dibuka oleh Staf Ahli Menlu Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiwiek Setyawati Firman, bersama Pembantu Rektor IV sekaligus mewakili Rektor Uncen Prof. Dr. La Pona, M.Si. Sekira 200 mahasiswa yang hadir tampak antusias dan kritis terhadap diplomasi publik.
Selain itu, kuliah umum ini juga menjelaskan mengenai Indonesia dan Komunitas ASEAN 2015 oleh narasumber Dubes Hapsoro, kemudian mengenai perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di perbatasan oleh Direktur Perlindungan WNI Tatang Budie Utama Razak, dan tentang budaya saling kunjung di perbatasan oleh mantan Dekan Fisip Uncen Prof. Dr. Dirk Veplun, M.Si.
200 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ini, tidak hanya dari Uncen saja, tetapi dari civitas akademika lainnya. Yaitu dari Universitas Sains dan Teknologi, Universitas Ottow dan Geisler, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Silas Papare, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Jayapura.
Staf Ahli Menlu Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiwiek Setyawati Firman mengatakan, Papua memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan telah dibuktikan oleh kemampuan putra-putri asal Papua yang pernah dan sedang menduduki jabatan tinggi di bidang diplomasi.
"Mereka tentunya dapat dijadikan inspirasi bagi mahasiswa Papua. Ditambahkan bahwa kuliah umum ini penting agar putra Papua mengerti dan mendukung diplomasi RI," ujarnya yang disitat dari laman Kemlu, Minggu (22/9/2013).
Pembantu Rektor IV Uncen Prof. Dr. La Pona, M.Si, berharap mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuannya melalui belajar keras, karena diplomasi penting bagi pembangunan Papua dan Uncen sendiri. "Di masa depan, Uncen dan Kemlu dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan," ucapnya.
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, beberapa mahasiswa bertanya kritis. Seperti bertanya mengapa pemerintah masih mengirimkan TKI non-skill, bagaimana pemerintah membantu WNI di luar negeri yang terancam hukuman mati, siapa saja dapat melakukan diplomasi publik, apakah kegiatan Miss World termasuk diplomasi publik, bagaimana kesiapan Indonesia menghadapi komunitas ASEAN 2015, bagaimana mempromosikan potensi pariwisata Papua.
Sekadar informasi, kuliah umum Kemlu ini dilakukan secara reguler di beberapa kampus di Indonesia. Tujuannya yaitu untuk menyebarkan informasi kebijakan pemerintah, terutama kegiatan-kegiatan Kemlu, khususnya yang terkait dengan total diplomacy.
Kuliah umum ini juga ditujukan kepada kalangan mahasiswa untuk memperoleh masukan yang membangun, serta mengajak mereka berpartisipasi dan mendukung upaya diplomasi publik. Selain itu, mengajak mereka membangun Indonesia melalui daerah. (Okezone/ade)