
Tahun lalu, sedikitnya ada 60 mahasiswa Indonesia berhasil meraih beasiswa dari NTUST. ''Mayoritasnya adalah ITS,'' ujar Dekan Electrical Engineering and Computer Science Faculty (EECSF) NTUST Prof Tian Hua Liu, seperti dikutip dari ITS Online, Kamis (26/9/2013).
Menurut Tian Hua, setiap tahun, tidak ada kuota khusus untuk penerima beasiswa, khususnya para mahasiswa ITS. NTUST hanya menyeleksi hingga mendapatkan mahasiswa berkualitas.
"Ukuran kualitasnya adalah berdasarkan pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan kemampuan bahasa Inggris. Dua hal itu adalah yang paling penting dari kriteria kualitas yang kami berikan,'' jelasnya.
Mahasiswa yang mendaftar untuk beasiswa itu akan bersaing dengan semua pendaftar. Jika telah dinyatakan diterima, maka dia akan menempuh perkuliahan program master satu tahun di ITS dan satu tahun berikutnya di NTUST.
Selain melakukan tes wawancara kepada sekira 50 mahasiswa yang lolos seleksi awal, NTUST juga melakukan pertemuan dengan dekanat Fakultas Teknologi Informasi (FTIf). Pertemuan singkat tersebut menghasilkan sebuah kerjasama baru double degree antara NTUST dengan FTIf ITS.
Tahun depan, FTIf dapat mengirimkan tiga mahasiswanya untuk melanjutkan pendidikannya ke NTUST dengan beasiswa. ''Sebab, kami ingin banyak mengembangkan pada ranah computer science,'' papar Tian Hua.
Namun, sebelum dilaksanakan program tersebut, NTUST dan FTIf akan menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) sebelum akhir tahun ini. Tidak hanya menambah kerjasama, NTUST juga menggelar kuliah tamu tentang control application.(Okezone/rfa)