
Hal tersebut terjadi saat pemantauan Ujian Nasional (UN) pada pelaksanaan hari kedua, di sejumlah sekolah SMA/SMK di Solo, Jawa Tengah.
"Soal yang tidak tercetak ditemukan di SMK Negeri 2 Solo," ungkap Ichwan Dardiri kepada wartawan, di Kantor DPKS, Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/4/2013).
Menurut Ichwan, berdasarkan laporan dari pengawas UN yang diterjunkan DPKS, seorang peserta UN di SMK Negeri 2 Solo terpaksa mengganti naskah soal dan LJUN pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Dia menambahkan, soal nomor 16 hingga 31 tidak tercetak, akibatnya siswa tersebut kehilangan banyak waktu karena harus mengganti naskah soal dan LJUN dengan yang baru. "Padahal dia sudah mengerjakan sekira 30 menit," ungkapnya.
Ketua DPKS mengatakan bahwa pengawas seharusnya proaktif untuk meminta siswa mengecek satiap naskah soal dengan cermat dan teliti. Jika ditemukan kerusakan maka segera dapat dilakukan penggantian naskah dan LJUN. Sehingga tidak merugikan peserta. "Jangan hanya mentheleng (melihat) saja ketika mengawasi," ujarnya.
Selain itu, kata Ichwan, juga menerima keluhan dari sejumlah siswa yang mengeluhkan LJUN yang tipis, sehingga nyaris bolong jika dihapus dengan penghapus. Meski menurut keterangan pengawas perguruan tinggi yang menyatakan bahwa LJUN tetap dapat dipindai dengan scanner computer, sehingga tidak perlu dirisaukan.