
Kepala sekolah SMKN 1 Bantul Retno Yuniar Dwiaryani mengatakan selain implementasi kurikulum 2013 belum berlaku bagi semua mata pelajaran, yaitu baru untuk sejarah, bahasa Indonesia dan Matematika, hingga sekarang untuk silabusnya juga belum ada. Sehingga guru-guru saat ini baru menelaah kurikulum baru tersebut.
"Inilah yang menjadi permasalahan kami untuk penerapan kurikulum 2013," kata Retno, usai memberikan klarifikasi soal pungutan siswa baru di sekolah tersebut kepada ORI perwakilan DIY, Rabu (17/7/2013).
Retno mengaku meski sebelumnya sudah ada latihan, termasuk dirinya untuk penerapan kurikulum baru tersebut, namun karena untuk jurusan di SMK sangat banyak, yakni ada 52 jurusan, tentunya untuk penyamaan persepsi di tiap-tiap jurusan tersebut bukanlah perkara yang mudah.
"Lain dengan yang di SMA, yang hanya ada tiga jurusan yakni IPA, IPS dan Bahasa untuk menyatukan persepsi tentunya lebih mudah," paparnya.
Retno menjelaskan sebelum melaksanakan kurikulum baru, terus akan melakukan sosialiasasi dan workshop kepada guru-guru. Untuk workshop kurikulum 2013, SMKN 1 Bantul akan dilaksanakan, Kamis 18 Juli dan sebelum silabus jadi, dalam kegiatan belajar mengajar, sebagian tetap akan mengaju pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
"Untuk buku-buku kurikulum baru sendiri, sekarang sudah terkirim semua," terangnya.
Jumlah SMK di Bantul yang menjadi percontohan untuk pelaksanaan kurikulum 2013 ada lima SMK, selain SMKN 1 Bantul, SMK lainnya, yakni SMKN Sewon, SMKN Sedayu, SMK Muhammadiyah Bantul dan SMK Muhammdiyah Imogiri.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanto Baskara Aji mengatakan kurikulum 2013 baru untuk SMK memang baru pada tiga mata pelajaran. Namun begitu, mestinya hal ini tidak menjadi persoalan. Sebab sebelum penerapan para guru termasuk kepala sekolah sudah mendapatkan pelatihan, termasuk untuk silabus juga sudah ada. Sehingga saat pelaksanaan kurikukum harusnya sudah tidak ada masalah.
"Nantinya kurikulum 2013 ini akan diimplementasikan ke semua pelajaran, namun bertahap, sehingga untuk pelajaran yang belum, tetap mengacu pada KTSP," pungkas dia.