
Seminar yang berakhir 19 Juli lalu itu mengambil tema Impacts and Responses. Ketiganya merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia yang disejajarkan dengan peneliti, pakar, dan ilmuwan dunia. Selain itu, mereka juga menjadi satu-satunya peserta jenjang sarjana yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Di Benua Hitam tersebut, ketiganya mempresentasikan paper berjudul “Paleoclimatic Modelling: An Approach to Paleoclimate in Central Java, Indonesia, Based on Foraminifera Fossil Assemblage”. Paper tersebut membahas tentang pemodelan iklim purba di daerah selatan Jawa Tengah berdasarkan kumpulan fosil formainifera.
“Paper ini bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim purba pada Eosen hingga Miosen di selatan Jawa Tengah untuk menjadi bukti ilmiah adanya pemanasan global serta perubahan iklim yang cukup signifikan di daerah tropis pada zaman dahulu,” ujar Julia, seperti dilansir, Jumat (26/7/2013).
Presentasi paper tersebut mendapatkan respons yang positif dari peserta seminar, khususnya dari para peneliti dan ilmuwan. Tidak hanya memberikan presentasi, ketiganya pun juga turut berpartisipasi dalam Scientific Evidence Circle, sebuah forum diskusi mengenai adanya bukti ilmiah yang dapat mendukung penanggulangan perubahan iklim global, khususnya pemanasan global (global warming).