Quantcast
Channel: Colleger Radio | Radio Streaming Anak Kampus dan Portal Berita Pendidikan Beasiswa
Viewing all 1016 articles
Browse latest View live

Terbuka, Kunci Eksis Perguruan Tinggi di Webometrics

$
0
0
Ilustrasi : Laman UMY/UMY
Colleger Radio - Kepala Biro Sistem Informasi (BSI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Wahyudi berbagi rahasia bagi sebuah perguruan tinggi untuk bisa eksis di masyarakat. Kuncinya, secara filosofis terletak pada keterbukaan perguruan tinggi atas informasi terhadap masyarakat.

Dia menyebutkan, setiap institusi atau lembaga yang semakin membuka diri pada masyarakat, maka apresiasi dari masyarakat juga akan semakin tinggi. Hal ini pula yang dilakukan oleh UMY sehingga tetap menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik di Jawa Tengah dan DIY, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) terbaik di Indonesia.

Wahyudi memaparkan, UMY tetap menjadi PTS terbaik di Jateng dan DIY secara Webometrics, karena UMY semakin terbuka dan banyak memberikan informasi pada masyarakat, sehingga apresiasi dan simpati masyarakat juga semakin tinggi. “Secara Webometrics ini dibuktikan dengan banyaknya link dari luar yang masuk ke website UMY,” ungkap Wahyudi, seperti dikutip dari situs UMY, Senin (18/2/2013).

Adapun penilaian yang dilakukan oleh Webometrics untuk seluruh universitas pada tahun ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu presence rank, impact rank, openness rank, dan excellence rank. “Presence terkait dengan jumlah halaman dalam website. Impact adalah jumlah link yang masuk. Openness adalah jumlah karya ilmiah dan excellence adalah jumlah jurnal internasional,” paparnya.

Tahun ini, UMY berhasil meraih posisi ke-14 se-Indonesia dan PTS pertama di Jateng dan DIY. Hal tersebut, lanjutnya, karena UMY bisa mempertahankan penilaiannya pada empat komponen tersebut, terutama pada komponen impact dan openness.

“Kami terbuka dan banyak memberikan informasi pada masyarakat, sehingga hasilnya ini. Banyak yang simpati dan mengapresiasi. Mahasiswa dan dosen juga ikut berperan dalam hal ini, karena karya-karya mereka juga turut dipublikasikan melalui website kami,” tutur dosen Fakultas Teknik UMY itu.

Ke depan, Wahyudi bertekad untuk terus meningkatkan performa laman UMY. Sehingga dalam empat periode yang akan datang peringkat lima besar Webometrics dapat diraih oleh UMY.

“Caranya dengan tetap mempertinggi openness dan memperbanyak tulisan atau informasi pada masyarakat, baik umum maupun akademik, sehingga kepercayaan masyarakat akan naik dan link juga akan bertambah. Selain itu, kami juga mendorong para dosen untuk menulis di jurnal Internasional, karena itu juga penting,” imbuhnya.

Jadi Scholar Itu Mudah, Kok!

$
0
0
Ilustrasi: penerima beasiswa Fulbright. (Foto: dok. AMINEF)Colleger Radio - Berburu dan melamar sebuah program beasiswa memang enggak selamanya mudah, tapi bukan berarti sangat susah dan mustahil ditembus. Terkadang, kegagalan kita menjadi scholar (penerima beasiswa) adalah karena ketidaksiapan menghadapi serangkaian proses seleksi.

Nuning Hallett, kandidat doktor di State University of New York, Amerika Serikat (AS), adalah salah satu scholar dari Indonesia. Dia menerima beasiswa Fulbright dari pemerintah AS untuk menyelesaikan studi doktoralnya dalam kajian gender. 

Dalam tulisannya di laman Indonesia Mengglobal, Rabu (20/2/2013), Nuning menyebut, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi, misalnya minimal 3,00 dalam skala 4,00, memang menjadi prasyarat pendaftaran beasiswa. "Tetapi IPK tinggi dan afiliasi dengan universitas ternama tidaklah cukup. Banyak faktor lain yang berperan dalam keberhasilan menembus seleksi beasiswa," tulisnya.

Wanita yang memfokuskan risetnya pada isu pernikahan antarbangsa, migrasi dan isu-isu migran wanita ini merinci faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses seleksi beasiswa luar negeri, yakni:

Kelengkapan dokumen

Ini adalah suatu keharusan. Dokumen yang tidak lengkap akan langsung masuk tong sampah.

Rencana penelitian
Ketika mengajukan beasiswa, pastikan rencana penelitian kita selaras dengan visi misi lembaga donor. Setidaknya, carilah carilah irisan (intersection) topik yang bisa memberikan kontribusi pada organisasi tersebut. Nuning berpesan, pemburu beasiswa sebaiknya tidak bosan dan lelah mendesain ulang rencana penelitian berkali-kali.

Tips dari Nuning: membaca baik-baik profil organisasi dan tujuan diberikannya beasiswa, serta perhatikan baik-baik profil penerima beasiswa tahun-tahun sebelumnya.

Rekomendasi

Hal paling penting dari sebuah surat rekomendasi lamaran beasiswa adalah bukan siapa yang memberikan rekomendasi, tetapi apa yang mereka tuliskan dalam rekomendasi tersebut.

"Surat rekomendasi harus bisa memberikan justifikasi mengapa si pelamar berhak mendapatkan beasiswa, bukan hanya rekomendasi normatif tanpa 'nyawa'. Selain itu, jangan mengulang hal-hal yang sudah disebutkan dalam CV," pesan Nuning.

Pengalaman profesi
Poin ini akan memberi nilai tambah dalam aplikasi beasiswa kita karena memperlihatkan kemampuan leadership, tetapi bukanlah sesuatu yang mutlak.

Pengalaman kerja sukarela

Meski terlihat sepele, pengalaman menjadi sukarelawan cukup berperan penting dalam seleksi beasiswa. Nuning menyarankan, jika tahun depan kita berniat melamar beasiswa, mulailah untuk terlibat dalam berbagai kerja sosial mulai sekarang, apalagi jika kegiatan itu selaras dengan rencana penelitian kita.

Wawancara

Tahapan wawancara ini bisa dilakukan secara tatap muka maupun lewat sambungan telepon. Agar sukses melalui tahapan ini, kita harus menguasai topik yang ingin kita pelajari dan teliti, kemudian konsisten dengan topik tersebut. Tentu saja, percaya diri menjadi poin yang mutlak kita miliki dalam sesi ini. Tetapi ingat, jangan membandingkan diri dengan orang lain.

Nuning memaparkan, ketika panel pewawancara memperkenalkan diri termasuk latar belakang dan bidang keahliannya, sebaiknya kita menyimak baik-baik informasi tersebut. Kemudian, carilah keterhubungan latar belakang dan penelitian kita dengan mereka.

"Menurut pengalaman, Anda bisa menilai efektivitas keterhubungan ini di akhir wawancara, karena Anda akan segera paham siapa di antara panel pewawancara tersebut yang mendukung dan siapa yang tidak," imbuhnya.

Sharing dengan alumni scholar
Mendengarkan pengalaman mereka yang sudah pernah menerima beasiswa yang sedang kita incar akan memberi tambahan informasi berguna dalam perburuan beasiswa kita.

Konferensi dan publikasi
Nilai tambah lain dalam aplikasi beasiswa adalah daftar publikasi ilmiah dan presentasi di berbagai konferensi. Oleh karena itu, Nuning menyarankan, jika kita belum memiliki pengalaman dalam kedua hal tersebut, maka sebaiknya kita mulai menulis untuk publikasi ilmiah dan melakukan presentasi di sebuah konferensi.

Faktor X
"Faktor X inilah sedikit banyak ditentukan oleh doa dan keberuntungan," ujar Nuning.

Selamat berburu beasiswa!

30 Beasiswa S-1 Teknik di ITSB

$
0
0
Salah satu sudut kampus ITSB. (Foto: dok. ITSB)Colleger Radio - Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) bekerjasama dengan Yayasan Eka Tjipta Foundation menyediakan beasiswa sarjana untuk 30 siswa berprestasi yang meminati bidang teknik. Beasiswa Tjipta Sarana Bangun Desa (TSBD) ini meliputi biaya studi dan tunjangan hidup.

Ke-30 beasiswa akan dibagikan untuk pelajar yang memilih program studi Desain Produk Industri, Teknik Metalurgi dan Material, Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Eksplorasi Tambang, dan Teknik Perminyakan. Untuk dapat melamar beasiswa ini, pastikan nilai rata-rata rapormu kelas XII, nilai UAS dan UN minimal delapan. Tapi khusus bagi pemilih prodi Teknik Perminyakan, nilai rata-rata rapor kelas XII, UAS dan UAN yang harus dimiliki adalah minimal sembilan.

Ayo siapkan berkas pendaftaran! Selain mengisi formulir pendaftaran dan data pribadi, berkas yang harus dilampirkan adalah fotokopi bukti pembayaran listrik tiga  bulan terakhir, fotokopi kartu keluarga, fotokopi kartu pelajar, dan fotokopi rapor kelas X–XII (semester satu hingga enam) yang telah dilegalisasi.  Lampirkan juga fotokopi KTP dan akte kelahiran (Surat Kenal Lahir), fotokopi ijazah dan SKHUN yang dilegalisasai kepala sekolah, Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari kepala sekolah, surat pernyataan dari sekolah yang menyatakan siswa memiliki potensi akademik, serta pasfoto 3×4 dan 2×3, masing-masing dua lembar. Demikian seperti dilansir laman ITSB, Rabu (20/2/2013).

Pendaftaran program beasiswa ini dibuka hingga 31 Juli 2013 dengan menyerahkan langsung berkas pendaftaran di ITSB Deltamas, Cikarang.  Nantinya  juga akan ada tes seleksi wawancara yang akan diinformasikan oleh panitia. Formulir pendaftaran bisa diunduh di laman resmi ITSB.

Ayo segera mendaftar!

Resep Jitu Seimbangkan Kuliah & Organisasi

$
0
0
Ilustrasi: Her Campus.Colleger Radio - Organisasi mahasiswa (ormawa) merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan melatih kemampuan mereka dalam memimpin. Maka, tidak heran jika banyak mahasiswa yang tertarik untuk bergelut di sejumlah ormawa di kampus.

Namun, keterlibatan mahasiswa dalam ormawa dengan segala agenda yang padat terkadang berbenturan dengan perjalanan akademis mereka. Ketidakmampuan sang mahasiswa dalam menjalankan peran di bidang organisasi dan akademis berakibat pada merosotnya nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) maupun waktu lulus yang molor.

Beruntung, para mahasiswa semakin kreatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Misalnya saja, Ajeng. Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Indonesia (UI) itu berbagi tips jitu dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi, sosial, maupun akademisnya.

Ajeng menyebut, kunci sukses menjalankan peran di lembaga organisasi serta menjaga IPK tetap di atas 3,00 adalah pemanfaatan waktu semaksimal mungkin. Baik saat perkuliahan maupun saat berorganisasi.

"Tipsnya adalah mendengarkan serius waktu kuliah dan maksimalkan waktu saat melakukan pekerjaan di organisasi," ujar Ajeng melalui Blackberry Messenger (BBM), Rabu (20/2/2013).

Menjelang Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa yang baru diwisuda pada 10 Februari lalu itu mengaku, tidak pernah mengalami kesulitan untuk belajar. Apalagi biasanya menjelang UTS maupun UAS jadwal kegiatan organisasi tidak terlalu padat.

"Biasanya saat UTS dan UAS di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tidak banyak kegiatan karena teman-teman yang lain juga sedang UTS atau UAS. Jadi kalau ada mata kuliah yang sulit aku bisa mengulangnya lagi saat menjelang ujian," papar

Pengalaman serupa turut dirasakan Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Arif Syaifurrisal. Sejak menyandang status tersebut tahun lalu, Arif mengaku jika IPK-nya turun dibandingkan semester sebelumnya. Namun, lanjutnya, hal itu merupakan konsekuensi dari pilihan yang telah diambil.

"Semenjak jadi Presiden BEM Unair, IPK saya memang turun. Dari 3,32 semester lalu menjadi 3,18 semester ini. Tapi itu memang konsekuensi yang harus saya tempuh saat memilih posisi ini," ungkap Arif.

Menurut Arif, setiap orang harus memiliki fokus atas tujuan yang ingin diraih. Saat awal masuk kuliah, selain aktif di organisasi, dia juga mengikuti sejumlah kompetisi. Salah satunya adalah Mahasiswa Berprestasi (Mawapres).

"Tapi setelah terpilih, saya fokus pada organisasi  dan kuliah saja. Sudah paripurna dari ikut kompetisi untuk mengejar prestasi," imbuhnya.

Meski demikian, Arif mengaku mendapat dukungan penuh dari orangtuanya. Sebagai bentuk tanggungjawab Arif atas dukungan orangtuanya, dia selalu berupaya agar IPK-nya tetap berada di atas 3,00.

"Orangtua saya selalu mendukung semua kegiatan saya. Asalkan saya mampu bertanggungjawab atas pilihan-pilihan saya," paparnya.

Dia menyebut, salah satu resep untuk mempertahankan nilai IPK-nya tetap bagus adalah menabung nilai sejak semester awal. Sehingga ketika kegiatan organisasi semakin padat, prestasi akademis pun tetap baik.

"Dari semester awal saya memang menabung IP, saat saya masih menjadi staf di organisasi. Sehingga ketika sudah menjadi pemimpin dan kegiatan serta tanggung jawab lebih banyak, IP saya tetap aman," tutur mahasiswa semester delapan tersebut.

Dilema Pilih Jurusan, Idealistis atau Realistis?

$
0
0
Ilustrasi: ist.Colleger Radio - MENETAPKAN pilihan jurusan pada formulir pendaftaran masuk perguruan tinggi memang suatu hal yang dilematis. Banyak sekali faktor yang membuat kita ragu. Salah satunya, dan yang biasanya menjadi faktor utama, adalah faktor “keinginan atau kemampuan”. Menetapkan jurusan yang kita inginkan (impikan) atau jurusan yang kita mampu untuk bersaing menggapainya? Atau, dalam tulisan ini, faktor ini kita sebut sebagai “idealis atau realistis”.  

Idealisataurealistis

Menjadi orang idealis ataupun menjadi orang realistis sama baiknya. Mempercayai mimpi, sebagai suatu yang kita inginkan, dan terus mengusahakannya, tentu suatu hal yang baik, bukan? Tapi, apa lantas kita akan, kasarnya, “bunuh diri”: rela tak jadi mahasiswa di kala teman kita yang lain tengah berbangga dengan status barunya, jika selama ini try out memprediksi kita tidak dapat masuk jurusan yang kita inginkan? Tentu tidak, bukan? Maka, alangkah baiknya jika kita menjadi idealis juga realistis sekaligus. 
 
Idealis juga realistis
 
Impian untuk memasuki suatu jurusan tertentu biasanya timbul karena dirasa bahwa itu adalah passion kita. Senang menelisik ragam bentuk bangunan membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan teknik sipil. Senang membaca dan mencipta sastra membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan sastra Indonesia. Senang menolong dan mengobati orang membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan kedokteran. Tapi, apa lantas apa yang kita senangi dan yang kita anggap passion itu hanya bisa kita capai hanya dengan memilih satu jurusan tersebut? Tentu tidak. Perlu kita tahu dan kita ingat, bahwa ada istilah “rumpun ilmu” di perguruan tinggi. Misal, ada rumpun ilmu kesehatan yang terdiri dari kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, dan keperawatan. Lantas apa hubungannya dengan “idealis juga realistis”?

“Idealis juga realistis” berarti memadukan antara apa yang kita inginkan dan apa yang kita mampukan. Memadukan antara passion dan kemampuan. Bagaimana caranya?

Pilihlah “rumpun ilmu” dan tidak terfokus terhadap satu jurusan tertentu adalah caranya. Ketika kita melakukan ini, walaupun tidak diterima di jurusan yang kita inginkan, kita akan tetap berada pada passion kita, dan menikmati perjalanannya. Artinya tetapkanlah di formulir pendaftaran kita nanti, jurusan yang benar-benar kita inginkan di pilihan pertama, dan jurusan di “rumpun ilmu” yang sama, yang kita rasa mampu menggapainya, di pilihan berikutnya. Bisa jadi kita kehilangan impian kita, tapi tentu kita tak rela jika kita kehilangan jati diri atau passion, bukan? Salam hangat, semoga tulisan ini bermanfaat.   
 
Faiz Fadhlih Muhammad
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia

Miss Kalimantan Barat Juarai Miss Indonesia 2013 !

$
0
0
Colleger Radio - Babak tiga besar telah menghasilkan dikerucutkan tiga nama. Mereka adalah Miss Kalimantan Barat Vania Larissa, Miss Jawa Barat Shinta Nur Safira Azzahra dan Miss Jawa Tengah Jovita Dwijanati.

Demikian hasil pemilihan juri pada ajang Malam Puncak Pemilihan Miss Indonesia 2013 yang digelar di Hall D JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2013) dinihari.
Dua miss yang gagal ketiga besar yakni Miss Sulawesi Tenggara Claudia Marcia dan Miss Sumatera Utara Yemima Putri Alma Lamtiur Hutapea.

Dari tiga Miss ini, nantinya akan dipilih satu orang menjadi Miss Indonesia yang akan  mewakili Indonesia pada ajang Miss World yang akan dihelat di Bali pada September mendatang. Dua miss yang gagal akan menjadi runner up 1 dan runner up 2.

Bertindak sebagai juri adalah Liliana Tanoesoedibjo, DR.Martha Tilaar, DR.  Harry Darsono, PhD., Ferry Salim dan Noor Sabah Nael Traavik (istri kedutaan besar Norwegia untuk Indonesia).
Perhelatan yang telah memasuki tahun kesembilannya ini dibuka oleh penampilan Trio Idol yaitu Yoda, Dion, dan Febri. Penampilan Cakra Khan, Bunga Citra Lestari, dan Noah turut meramaikan acara yang mengangkat tema "Beauty For The World"

Akhirnya
Vania Larissa yang Merupakan Miss Kalimantan Barat yang juga pernah menjuarai lomba story telling pada saat SMP dan se-Kalimantan Barat pada tahun 2009 berhasil menjadi Miss Indonesia 2013.

Tangkis Problem Saat Skripsi

$
0
0
Ilustrasi : OkezoneColleger Radio - Enggak semua mahasiswa menjalani proses penulisan skripsi tanpa hambatan. Pasti ada saja satu dua hambatan, baik kecil maupun besar, yang kita alami saat mengerjakan skripsi.
Bagi Siti Fauziah dan jutaan mahasiswa tingkat akhir lainnya, malas adalah kendala utama yang mereka hadapi saat menulis skripsi.  Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini merasakan malas tak terkira ketika masa libur tiba. Tapi, Ziah, demikian panggilan akrabnya, punya trik jitu menangkis rasa malas itu.

"Saya tuliskan kata 'SKRIPSI' besar-besar di meja belajar dan kaca rias. Jadi, setiap kali berhias dan belajar, saya jadi ingat harus mengerjakan skripsi," ujar Ziah ketika dihubungi, Rabu (20/2/2013).

Ziah bercerita, dia memang harus bergegas karena memasang target lulus tahun ini dan mengejar kesempatan wisuda Juli mendatang.
 
Lain lagi dengan yang dialami Agus Hidayat. Mahasiswa STP Akpindo ini mengerjakan skripsi sambil bekerja di sebuah hotel. Agus bertutur, dia merasakan kemudahan dalam mengerjakan skripsi karena pekerjaannya sesuai dengan latar belakang pendidikannya di jurusan Manajemen Perhotelan.

Tetapi, jam kerja malam hari yang harus dijalaninya menjadi kendala dalam proses pengerjaan skripsi. Betapa tidak, setiap hari dia hanya tidur sekira tiga jam. Pagi hari usai bekerja dia pun harus ke kampus untuk menemui dosen pembimbing.

"Karena target saya lulus tahun ini, maka saya pun menikmati proses mengerjakan skripsi ini, enggak ngerasain bebannya," imbuh Agus.

Selain malas dan memiliki keterbatasan waktu, terkadang kendala justru datang dari faktor eksternal. Salah satu yang mengalami hambatan eksternal adalah Puja. Dia mengaku, kesulitan utama dalam mengerjakan skripsi adalah dalam urusan administrasi.

"Saya agak terhambat dalam urusan administrasi, baik di kampus maupun instansi penelitian. Tapi semangat saya untuk lulus tahun ini enggak surut," ujar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah itu.

Siswa SMK Tak Memiliki Peluang SNMPTN???

$
0
0
Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia. (Foto: dok. pribadi) Colleger Radio - SELEKSI Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) telah dimulai. Diperkirakan sedikitnya 1,5 juta calon mahasiswa akan ambil bagian dalam perburuan tiket SNMPTN 2013. Dalam hal ini, setiap peserta pastinya akan menemui beberapa pertanyaan di dalam dirinya. Kelak saya akan memilih jurusan apa? Bagaimana peluang nilai saya di jurusan itu? Apa prospek kerjanya? Kalau saya tidak terpilih di pilihan pertama apakah mungkin bisa diterima di pilihan kedua? dan masih banyak pertanyaan di dalam diri kita mengenai SNMPTN.
Jujur, saya pun merasakan hal yang sama dengan teman-teman yang lainnya. Saya merasa sulit untuk menentukan pilihan dalam SNMPTN karena saya hanya siswa SMK. Saya yang bersekolah di salah satu SMKN di Jakarta dengan program belajar empat tahun harus menunggu satu tahun lebih lama untuk merasakan bagaimana proses penyeleksian SNMPTN ini berlangsung. Tahun kemarin, di saat teman-teman saya yang bersekolah di sekolah dengan program belajar tiga tahun sedang galau memilih jurusan dan universitas, saya masih bisa bersantai-santai ria. Tetapi saat ini teman-teman saya sudah berhasil mengenakan jaket kuning, biru tua atau krem, barulah saya merasakan suatu proses yang telah berhasil teman-teman saya lewati. Ya, SNMPTN.

Semua siswa pasti berharap untuk bisa meraih tiket PTN dalam SNMPTN yang hanya menyertakan nilai rapor  dan prestasi-prestasi lain baik akademis maupun non akademis. Kemudian kita lihat, jatah tiket PTN hanya untuk 150 ribu siswa. Secara matematis, peluang siswa untuk masuk ke PTN adalah menjadi yang terbaik dari setiap 10 siswa. Perhitungan itu adalah jika semua siswa memiliki tingkat minat yang rata dalam setiap prodi di universitas yang tersedia. Tapi bayangkan, jika Anda ingin masuk ke jurusan favorit. Sebut saja Kedokteran-UI, Hubungan Internasional-UI, STEI-ITB, Kedokteran-UGM, dan masih banyak lagi prodi favorit lainnya, butuh perencanaan yang matang untuk masuk ke jurusan favorit tersebut.

Dan sekarang saya ingin menguraikan perasaan yang mungkin dirasakan oleh kebanyakan teman-teman saya di SMK. Bagi kami, SNMPTN dirasakan sangat tidak memihak siswa SMK. Pasalnya PTN itu dihuni oleh kebanyakan siswa SMA. Lalu bagaimana dengan SMK? SMK memang sekolah yang mengedepankan keahlian sehingga ketika siswa telah berhasil menempuh proses belajar di sekolah, siswa diharapkan melanjutkan kariernya ke dunia industri. Namun bukan berarti semua lulusan siswa SMK berpikiran untuk masuk ke dunia industri setelah lulus. Di sini masih ada kami, siswa SMK yang ingin melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Kami ingin menjadi manusia Indonesia yang berpendidikan. Katanya ingin membangun Indonesia, tetapi ketika manusianya ingin membangun, justru pemerintahnya sendiri yang mengesampingkan siswa yang tergerak untuk membangun Indonesia.

Bayangkan saja, apakah semua lulusan SMK mau menjadi bawahan selamanya tanpa ada peningkatan jenjang karier di perusahaan? Siswa yang langsung terjun ke dunia industri biasanya akan malas untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hanya sebagian kecil yang tergerak hatinya untuk melanjutkan kuliah. Ada peribahasa mengatakan, "Belajar di waktu muda bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu tua bagai mengukir di atas air.” Di sini masih ada kami siswa SMK, yang merasa masa muda adalah waktu yang tepat untuk belajar, berkreasi dan berinteraksi dengan baik. Dan karena itu pula, kami ingin mengenyam pendidikan perguruan tinggi.

Bila dibandingkan dengan PTS, PTN jauh lebih dipilih oleh siswa Indonesia. Karena biayanya yang lebih murah, juga terdapat banyak beasiswa di dalamnya. Apalagi bila kita berhasil menjadi bagian dari PTN favorit. Dan kini ketika pendaftaran SNMPTN dimulai, semua siswa berbondong-bondong untuk mendaftar, termasuk siswa SMK.

Poin penilaian dalam SNMPTN adalah nilai rapor, nilai per mata pelajaran, konsistensi, prestasi di luar kelas, akreditasi/prestasi sekolah, prioritas pilihan jurusan, jumlah alumni di PTN yang didaftar, IPK/prestasi alumni, pengembangan SDM daerah, dan aturan khusus tiap PTN. Namun dari poin-poin penilaian tersebut, saya pikir ada beberapa poin yang tidak memihak kepada siswa SMK.

Dari nilai rapor, pastinya nilai anak SMK kalah jauh dibandingkan dengan anak-anak SMA. Dilihat dari KKM saja sudah jelas perbedaannya. lalu mau bilang apa lagi? Kedua, nilai per mata pelajaran. Mata pelajaran SMK berbeda dengan SMA. SMK lebih mengedepankan pelajaran produktif, sedangkan untuk teori normatif dan adaptif tidak. Sehingga tidak heran jika nilai per mata pelajaran teori SMK pasti kalah jauh dibandingkan dengan anak SMA, sebut saja matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dll. Ditambah lagi teori produktif tidak dimasukkan ke dalam poin penilaian. Kekuatan anak SMK yang ada di teori produktif pun hilang karena SNMPTN tidak menilai nilai mata pelajaran produktif.

Poin berikutnya adalah jumlah alumni. Bagaimana jumlah alumninya mau banyak? Wong kesempatan untuk masuk ke PTN saja kecil. Bertalian dengan poin sebelumnya adalah IPK/prestasi alumni. Ini sangat miris. Coba lihat bagaimana nasib siswa SMK yang tidak punya alumni di universitas pilihannya.

Ini sangat tidak adil, SNMPTN yang memiliki jumlah tiket paling besar 50% dan khusus lulusan tahun 2013 diisi oleh kebanyakan siswa SMA. Lalu bagi kebanyakan siswa SMK yang ingin lulus ke universitas negeri, apalagi yang favorit, harus berjuang di SBMPTN dan jalur mandiri yang jumlah tiketnya masing-masing hanya 30% dan 20%. Mereka harus bersaing dengan siswa yang belum lulus ujian masuk PTN dari tahun 2011.

Bapak/Ibu yang ada di pemerintahan tahu moto SMK? SMK BISA!!! Lalu maksudnya Bapak/Ibu mengesampingkan kami dalam SNMPTN itu apa?

Padahal banyak pemberitaan media massa yang menyuguhkan prestasi siswa SMK. Ada yang berhasil membuat mobil, pesawat, laptop, proyektor, robot pencuci air, dan masih banyak lagi. Bukan hanya lomba di bidang kejuruan, siswa SMK juga banyak menorehkan prestasi di bidang-bidang lain seperti kewirausahaan, bisnis, debat, olahraga, dll. Itu adalah sebentuk teriakan semangat siswa SMK yang ingin mengubah Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. Saya rasa pernyataan ini sudah cukup meyakinkan potensi anak-anak SMK. Lalu apa Anda masih ragu terhadap siswa SMK?

Baiklah, bagaimana jika pola SNMPTN kita ubah dengan ujian tulis saja, sehingga tidak ada lagi jalur undangan? Jadi SNMPTN 100% melalui ujian tulis. Lalu siapa pun berhak ikut, baik lulusan tahun sekarang maupun tahun sebelumnya. Saya rasa ini akan sangat adil bagi kami. Jika di negeri ini masih belum ada keadilan, maka apa arti dari sila ke-5 yang berbunyi, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?"

Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia
Siswa Teknik Elektronika Industri
SMKN 26 Jakarta (STM Pembangunan Jakarta)

Ciptakan Sabun Cuci Tangan dari Kulit Pohon

$
0
0
Foto : (Dok. Seputar Indonesia/RCTI)Colleger Radio - Pada umumnya, masyarakat hanya memanfaatkan kayu dan kapuk dari pohon randu. Namun, di tangan pelajar SMA Hidayatus Salam Gresik, kulit kayu tanaman randu pun disulap menjadi sabun cuci tangan cair seperti layaknya yang beredar di pasaran.  

Salah seorang siswi pencetus inovasi tersebut, yakni Muawanatul Ummah menyebutkan, ide pembuatan sabun ramah lingkungan tersebut berasal dari keprihatinan mereka terhadap kulit kayu randu yang melimpah. Sebab, menurut pelajar kelas X itu, selama ini pemanfaatan tanaman randu belum maksimal.

"Kayu yang di dalamnya sudah sering dipakai untuk industri. Kapuknya sering digunakan untuk pembuatan kasur. Tapi kalau ranting dan kulit kayu belum ada atau jarang yang menggunakan. Maka kami bakar dan dicampurkan kulit kayu randu untuk bahan sabun," tutur Muawanatul  Rabu (20/2/2012).

Ternyata, proses pembuatan sabun cair dari kulit pohon randu ini terbilang sederhana dan mudah. Pertama, kulit kayu randu dibakar. Kemudian, abu hasil pembakaran direndam abu dalam air tawar selama 24 jam.

Selanjutnya, rendaman abu tersebut disaring dan dicampurkan dengan minyak jelantah. Usai dicampur, panaskan campuran tersebut dengan suhu 60 derajat celcius. Setelah panas dirasa cukup, tambahkan bubuk STTP dan pewarna. Aduk hingga merata. Bukan sulap bukan sihir, jadilah sabun cair seperti yang dijual di pasaran.

Hare Gene Galau Jurusan Kuliah???

$
0
0
Roby Setyanegara. (Foto: dok. pribadi)Colleger Radio - “Eh, kamu mau ambil jurusan apa di kuliah nanti?”
“Hmmm, masih bingung, Bro. Orangtua minta itu, tapi aku p
i
nginnya yang ini”

 
SALAH satu yang menyebabkan calon mahasiswa semakin galau adalah saran orangtua, atau lebih sering dirasakan sebagai paksaan, untuk memilih jurusan tertentu yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuan dan keinginan si calon mahasiswa. Misalnya, betapa banyak orangtua yang memaksa anaknya untuk kuliah di fakultas kedokteran, padahal anaknya lebih berkompetensi di bidang politik. Ini menjadi tekanan tersendiri bagi calon mahasiswa. Di satu sisi, dia ingin sekali kuliah di jurusan yang sesuai dengan impian dan kompetensinya, namun di sisi lain dia harus patuh pada orangtua.

Lantas, apa yang bisa dilakukan si calon mahasiswa?

Saran orangtua memang sangatlah penting. Namun akan tidak baik jika saran itu berubah menjadi paksaan. Bagaimanapun, yang akan menjalani kuliah nanti adalah si calon mahasiswa yang bersangkutan, bukan orangtuanya! Calon mahasiswa lebih mengerti apa impiannya di masa depan, pekerjaan apa yang dia inginkan, dan studi apa yang sesuai dengan kompetensinya. Banyak anak gagal “sukses” hanya gara-gara menuruti paksaan orangtuanya. Akibatnya, dia gagal dalam studinya dan tak tahu harus bagaimana bersikap. Ujung-ujungnya drop out (DO) dan tidak mau lagi kuliah.

Bagi calon mahasiswa, tentukan pilihan jurusan sesuai dengan hati nurani, passion¸serta kemampuan. Terimalah saran orangtua dengan baik. Jika saran itu tidak sesuai, jelaskan kepada mereka secara baik dan bijak bahwa kalian punya impian sendiri dan buktikan bahwa pilihan kalian itu tidaklah salah. Yakinkan mereka untuk tidak mengekang kalian. Jika kalian sudah mantap dengan pilihan kalian, tekunilah bidang itu agar kalian kelak bisa membuktikan bahwa kalian bisa sukses sesuai dengan passion dan kompetensi yang kalian miliki.

Kuliah di jurusan yang tidak sesuai itu rasanya seperti tersesat dalam hutan yang lebat dan kita bingung cari jalan keluarnya karena kita sendiri tidak tahu medan yang kita hadapi. Oleh karena itu, tentukan pilihan, sesuaikan dengan kemampuan dan minat, tekunilah hingga kalian mampu meraih kesuksesan. Jangan berdiam diri menerima paksaan! Kalianlah yang akan kuliah, bukan orangtua kalian!

Semoga Tuhan selalu membimbing kita untuk terus berada di jalan terbaik. Aamiin!
 
Robi Setyanegara
Mahasiswa Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga

Sidang Skripsi, Mahasiswa Wajib Bawa Stakeholder Perusahaan

$
0
0
Foto: rilyasarimeliapratiwi-raharja.blogspot.com Colleger Radio - Perguruan Tinggi Raharja memberikan tantangan kepada mahasiswa tingkat akhirnya yang akan mengikuti  Raharja Career dan sidang skripsi. Raharja mewajibkan setiap mahasiswanya menghadirkan stakeholder perusahaan, tempat mahasiswanya melakukan penelitian.

"Wajib. Ini kami wajibkan, dengan demikian perusahaan tempat mahasiswa melakukan penelitian mengetahui secara jelas kualitas mahasiswa, terutama saat mahasiswa melakukan penelitian di tempatnya," kata Direktur Perguruan Tinggi Raharja PO Abas Sunarya, pada acara pembekalan Raharja Career, belum lama ini.

Kewajiban stakeholder datang saat Raharja Career dan sidang skripsi memacu mahasiswa untuk lebih teliti dalam menyusun karya ilmiahnya. Dengan harapan, karya ilmiah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk perusahaan tempat penelitian mahasiswa tersebut.

Bahkan, Abas mengancam akan merevisi jadwal apabila mahasiswa tersebut tidak bisa mendatangkan stakeholder. Selain kebijakan wajib mendatangkan stakeholder perusahaan, Raharja juga mengeluarkan kebijakan lain yaitu mengharuskan mahasiswa tingkat akhirnya, membawa pendukung atau supporter saat Raharja Career dan sidang skripsi.

"Pendukung nanti tidak hanya sebagai penyemangat, tapi juga dapat memberikan masukan, komentar dan penilaian serta koreksi atas karya ilmiah yang dipaparkan. Dengan demikian mahasiswa lulusan Raharja bukan sembarangan alumni, melainkan sumber daya manusia yang memiliki nilai lebih di masyarakat," tegasnya.

Sementara itu, menurut Asisten Direktur Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja Sugeng Santoso,  akan ada 142 mahasiswa tingkat akhir yang akan mengikuti Raharja Career dan sidang akhir skripsi periode Maret 2013. "Mereka berasal dari semua jurusan. Nantinya mereka akan mengikuti Raharja Career pada 28 Februari dan sidangnya di bulan Maret," tuturnya.

Bathtub Disulap Jadi Perahu Evakuasi

$
0
0
Ilustrasi: suasana banjir di gang kecil. (Foto: Heru H/Okezone)
Colleger Radio - Di tengah kesulitan evakuasi dengan perahu karet saat banjir menerjang, sekelompok mahasiswa relawan bencana (Maharena) dari Kota Kembang ini enggak kehabisan akal. Mereka menyulap bathtub (bak mandi) yang dikombinasikan dengan pipa paralon menjadi perahu amfibi untuk mengevakuasi korban banjir di daerah Baleendah dan Dayeuhkolot, Bandung.  

Inovasi Maharena ini pun dapat menjadi solusi evakuasi b
agi warga yang rumahnya berada di dalam gang. Warga kini tidak harus lagi keluar rumah berbasah-basahan terendam banjir untuk mengungsi.

Perahu amfibi Maharena ini sendiri bisa didorong atau ditarik hingga kedalaman banjir 50 cm. Di atas ketinggian itu, perahu berkapasitas tiga hingga empat penumpang ini akan mengambang.

Dalam uji coba oleh mahasiswa dan anggota Koramil Dayeuhkolot di kolam Yon Zipur Dayeuhkolot, kemarin, perahu terlihat stabil dan layak digunakan meski ukurannya kecil. Sebagai dayung, cukup menggunakan sebatang bambu dengan sirip terbuat dari plastik tempat sampah.

Dayung buatan mahasiswa ini hanya membutuhkan dana sekira Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, sementara jika membeli dayung asli, para relawan harus merogoh kocek hingga Rp200 ribu untuk satu dayung. Sedangkan total biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu perahu sekira Rp250 ribu hingga Rp300 ribu jika menggunakan bahan bekas. Jika semua komponen adalah baru, maka dibutuhkan biaya sekira Rp600 ribu untuk satu unit perahu amfibi.

“Ide membuat perahu ini muncul karena kami kesal saat proses evakuasi warga korban banjir di Dayeuhkolot, perahu karet yang digunakan selalu bocor. Selain itu, perahu karet juga tidak bisa masuk ke gang-gang kecil. Kami lalu melihat ada warga menggunakan bak mandi untuk mengevakuasi keluarganya, namun bak tersebut tidak stabil di air. Jadi kami memodifikasi bak mandi dengan pipa paralon sebagai perahu evakuasi,” ujar Ketua Maharena, Miftahudin.

Setelah uji coba ini berhasil, tim Maharena berecana membuat sekira 10 unit perahu lagi. Nantinya, perahu-perahu tersebut akan dibagikan ke kecamatan, desa, dan kelurahan di Dayueuhkolot dan Baleendah yang membutuhkannya.

Fatin si Anak Sekolah sudah Punya Pacar??

$
0
0
Kangen pacar, fatin pakai bahasa alayColleger Radio - Lama tak bertemu membuat Fatin Shdiqia Lubis merindukan kekasihnya. Terlebih saat ini dia menjalani karantina di X Factor Indonesia membuat dia jarang bertemu dengan Yudha Tri Nugraha.

Meski tak bisa bertemu, namun Fatin tetap berkomunikasi dengan kekasihnya yang biasa dipanggil Uday. Dia terkadang meluapkan kerinduannya dengan memasang status di twitter.

Mungkin begitu kangennya, Fatin mempostingkan status dengan bahasa alay. Teman-teman serta fasn Fatin pun memberikan komen dan menilai status Fatin yang alay. Namun Fatin membalas jika itu biasa dan karena dia kangen.

Besok Jumat, Fatin akan tampil bersama 12 kontestan lainnya. Sanggupkah Fatin lolos di babak berikutnya?

Mau Cumlaude? Bagi Waktu dengan Baik!

$
0
0
Kartika Nindya Putri. (Foto: Ahmad Rifky/Okezone)Colleger Radio - Siapa bilang padatnya kuliah dan kegiatan lain menghalangi kita lulus tepat waktu dan meraih predikat cumlaude? Kartika Nindya Putri membuktikan sebaliknya.

Tika, demikian dia biasa disapa, yang baru saja diwisuda dari kampusnya, Universitas Bakrie, berhasil mengantongi nilai IPK nyaris sempurna, yakni 3,95. Tidak hanya itu, Tika juga mampu menyelesaikan studi hanya dalam 3,5 tahun. Bahkan, di luar kampus, dia meraih Juara dua Trisakti Acounting Competion, Juara tiga di Indonesian Acounting UI, Juara tiga Binus Acounting Fair, dan terakhir None buku DKI Jakarta 2011.


Bagaimana caranya? Ternyata, kata Tika, kuncinya adalah pada manajemen waktu. Cewek asli Malang ini mengaku, dia tipe orang yang santai dan belajar hanya ketika di kampus. Saat di rumah, Tika hanya mengulangi pelajaran dengan membaca-baca bahan kuliah yang telah dipelajari.

"Manajemen waktulah yang terpenting dan membawa kita meraih prestasi. Ketika kita belajar, berorganisasi atau memiliki kesibukan lainnya, kita harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin," ujar Tika.

Anak dari pasangan Suluh Darijanto dan Cheny Setiati Hardini ini menjelaskan, dia mengatur baik-baik waktu yang dimilikinya selama seminggu. Alumnus angkatan 2009 itu menggunakan hari Senin sampai Jumat untuk belajar dan mengajar. Tika memang menjadi tutor dan guru les privat di luar jam kuliahnya. Kemudian, Sabtu adalah waktunya berorganisasi di luar.

"Minggu itu hari bebas saya, waktu untuk jalan-jalan dan senang-senang," tutur pemegang gelar sarjana Akuntansi tersebut.

Alumnus SMAN 3 Malang ini ingin menjadi CEO dalam bidang industri kreatif di Indonesia. Hal ini sesuai dengan mimpinya untuk membangun Tanah Air. Selain itu, Tika juga ingin melanjutkan S-2 di Harvard University. Menurut Tika, Indonesia memiliki budaya yang sangat luar biasa. Apabila budaya itu dikembangkan di dunia industri kreatif seperti fesyen, hasilnya pasti akan istimewa.

"Indonesia memiliki SDM yang potensial. Jika kita mengembangkan ekonomi kerakyatan, maka Indonesia akan sangat maju," imbuhnya.

Gadis berparas manis ini pun punya dua tips untuk anak muda yang ingin meraih prestasi. Pertama, manajemen waktu sebaik mungkin. Kedua, komitmen.

"Contohnya begini, ketika mahasiswa aktif berorganisasi tapi ingin berprestasi maka kita harus bisa mengatur waktu dengan sangat baik. Kita juga harus berkomitmen kepada diri sendiri. Jika waktunya belajar, maka harus belajar," ujarnya.

Masa Depan Itu Pilihan

$
0
0
Foto : dok.pribadiColleger Radio - BERBICARA tentang masa depan, setiap orang pasti mempunyai keinginan untuk menjadi orang yang sukses. Namun, kesuksesan setiap orang belum tentu melewati hal yang sama dan parameter keberhasilan yang sama pula. Suatu masa yang memiliki jarak dengan jarak yang terbilang sejengkal dengan masa depan adalah kelas 12. Pada masa tersebut setiap siswa akan menentukan pilihan demi kehidupannya di masa mendatang.

Dewasa ini topik tentang Perguruan Tinggi (PT) menjadi hal yang hangat diperbincangkan di kalangan siswa. Ujung dari perbincangan dan pertimbangannya adalah sebuah jurusan yang nantinya akan dipilih. Salah satu hal yang termasuk dalam topik perbincangan tersebut adalah ketika memilih dan mempertimbangkan jurusan.

Banyak dari siswa SMA ketika memilih jurusan berlandaskan alasan yang kurang tepat, misal karena sahabat karibnya memilih jurusan X, pada akhirnya dia memilih jurusan yang sama. Alasan lain yang saya temui ketika berkunjung untuk berbagi informasi ke sekolah-sekolah adalah yang penting diterima terlebih dahulu. Alasan yang selanjutnya adalah adanya rasa malu atau “gengsi” dalam memilih PT atau jurusan yang menurut orang lain prospek kerjanya tidak favorit.

Ketiga alasan tersebut bukan hanya satu atau dua orang siswa yang mengatakan, namun cukup banyak. Ketika saya berada di posisi mereka, adapula sahabat saya yang berpendapat demikian. Perlu diketahui, jurusan memang tidak 100 persen akan menjadi jalan hidup yang pasti kita dapatkan. Misalnya, sekarang ini banyak mahasiswa lulus dari jurusan X namun pada akhirnya mereka bekerja di ranah jurusan Y. Namun, setidaknya jurusan yang kita pilih akan memberikan gambaran ke depan sebagai seorang pekerja.

Ada beberapa dampak yang akan timbul ketika tiga pendapat tersebut tertanam dipikiran seorang siswa. Pertama, ketika kita memilih jurusan karena sahabat. Dampak yang akan didapatkan adalah bisa saja kita tidak sanggup untuk mengikuti mata kuliah yang terdapat di jurusan tersebut. Sahabat kita memilih jurusan tersebut berdasarkan rasa suka sehingga dapat bersemangat dalam belajar. Dia tahu kelebihannya di bidang tersebut sedangkan kita belum tentu. Dampak selanjutnya yang mungkin terjadi adalah kita berhenti dari kuliah atau malas dalam kuliah karena di pertengahan kuliah, sahabat kita ingin pindah kuliah sehingga kita kehilangan sosok sahabat karib.

Kedua, memilih jurusan karena ingin mendapatkan rasa aman sudah diterima terlebih dahulu. Dampak pertama yang mungkin bisa ditimbulkan adalah bisa saja kita akan pindah jurusan dan mencoba mengikuti SNMPTN lagi tahun depan karena di pertengahan kuliah kita merasa tidak cocok di jurusan atau PT tersebut. Dampak yang lain adalah ketika mencari kerja. Nantinya kita akan bingung untuk mencari pekerjaan karena kita tidak paham prospek kerja dari jurusan yang kita pilih.

Ketiga, yakni pemilihan jurusan atau kampus berdasarkan rasa “malu” atau “gengsi”. Dampak yang ditimbulkan bisa sangat fatal. Kemungkinan yang pertama, apabila kita memilih tidak berdasarkan kemampuan kita dan memilih jurusan dengan passing grade yang kita tidak yakin dapat menjangkaunya adalah tidak lolos seleksi.

Butuh sebuah strategi yang jitu dalam memilih jurusan yang akan kita pilih, antara lain :

- Berdiskusi dengan guru atau orangtua untuk mendapatkan saran
- Cari tahu keinginan atau kesukaan diri kita terhadap tujuan ke depan. Ingin menjadi apa saya nanti?
- Jangan memilih jurusan karena ikut-ikutan sahabat. Perlu diingat, masa depan kita bukan di tangan sahabat
- Jangan asal-asalan hanya karena yang penting diterima terlebih dahulu. Anggap ini kesempatan terakhir dan anggap ini sebagai gerbang utama dalam menggapai cita-cita.
- Beranilah bermimpi dan mencoba. Karena dengan mencoba,kita akan tahu hasil usaha yang selama ini telah dilakukan
- Terakhir, perbanyaklah berdoa dan meminta maaf kepada orang-orang terdekat serta meminta motivasi.

Karena sejatinya, masa depan itu pilihan dan masa depan itu kita yang menciptakan. Hasil itu akan berbanding lurus dengan usaha serta pengaruh dari Yang Maha Kuasa. Semoga kita sukses!

Yusuf Tri Wicaksono
Mahasiswa S-1 Teknik Metalurgi dan Material
Universitas Indonesia

Menanamkan Toleransi Kawula Muda yang Semakin Pudar

$
0
0
Foto : Alissa Wahid saat menjadi pembicara di diskusi Colleger Radio - Minimnya rasa toleransi antarsesama masyarakat menimbulkan beragam konflik yang melanda Tanah Air. Mencoba mengatasi hal tersebut, Committee for Interfaith Tolerance Indonesia (CINTAIndonesia) menggelar roadshow di beberapa kota untuk membentuk kader baru guna menanamkan rasa toleransi yang semakin pudar. 

Terdiri atas 20 anak muda Indonesia, komunitas tersebut menyebarkan iklim toleransi berupa program dialog antaragama. Dengan berfokus pada upaya pemberdayaan dan pengembangan kapasitas pemuda terhadap isu toleransi dan dialog antaragama tersebut, mereka menggelar roadshow di beberapa kota di Indonesia, yaitu Lombok, Malang, Palembang, Manado, dan Jakarta dengan jumlah peserta sekira 350 anak muda dari berbagai daerah.

Bertempat di @america, Pacific Place, CINTAIndonesia menghelat diskusi dengan tema besar Dialog dalam Kemajemukan. Acara tersebut dikemas secara khusus dalam program dialog dengan pemuka agama serta kunjungan ke berbagai tempat ibadah.

Sejumlah pembicara ahli hadir dalam kegiatan itu. Sebut saja Asisten Atase Hubungan Kebudayaan Kedutaan Amerika Serikat Scott Milgroom, Ketua Unit Sosial dan Ilmu Kebudayaan UNESCO Charaf Ahmimed, Pimpinan Lokal CINTAIndonesia I Gede Pandu Wirawan, dan putri dari almarhum Gus Dur Alissa Wahid.

Pada kesempatan tersebut, Alissa menyatakan pentingnya pluralisme bagi Indonesia sebagai sebuah kesatuan. Pada 1945, lanjutnya, tidak ada bangsa Indonesia, bahasa Indonesia, maupun daratan Indonesia.

"Indonesia ada karena keberagaman, kita berangkat dari berbagai elemen yang bersepakat untuk menyatu membentuk Indonesia. Bila kita masih menjaga Bhineka Tunggal Ika, itu karena kita masih bersepakat untuk tetap bersama atau kita akan seperti Yugoslavia yang akhirnya bubar karena gagal menjaga keberagaman negaranya,” urai Alissa, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Sabtu (23/2/2013).

Menurut Alissa, permasalan pluralisme tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, dia mengajak para pemuda yang hadir untuk tidak berdiam diri melihat minimnya rasa toleransi di antara masyarakat.

“Kalian yang disini adalah anak muda yang mendapat kesempatan untuk belajar pluralisme. Saya berharap kalian tidak diam saja dengan berbagai masalah pluralism ini. Saya akan mengulang kalimat yang sering dinyatakan ayah saya, ‘yang beda jangan disama-samakan yang sama jangan dibeda-bedakan,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Interfaith Ambassador dari Lombok Subhan Azharullah mengaku mendapatkan banyak manfaat dengan mengikuti Roadshow CINTAIdonesia. Berbagai pandangan yang diungkapkan para pembicara membuka persepsinya tentang pluralisme di Nusantara.

“Kegiatan ini telah membuka pikiran saya khususnya bagaimana saya bisa menjunjung tinggi arti toleransi antarumat beragama. Dari paparan berbagai tokoh agama dalam kegiatan ini, setiap agama mempunyai pandangan tersendiri tentang pluralisme dan toleransi yang intinya semuanya mengarah kearah menjunjung tinggi toleransi dengan pemeluk agama lainnya," kata Subhan.

Tidak hanya itu, Subhan menambahkan, kegiatan tersebut mengajarkannya cara berdialog yang baik antarumat beragama. "Melalui materi fishbowl kita telah diajarkan bagaimana sebuah metode yang baik dalam berdialog antar umat beragama dan hal ini tentunya menjadi kunci penting bagi kami para peserta,” imbuhnya.

Dengan berlangsungnya roadshow CINTAIndonesia diharapkan tidak hanya mempromosikan semangat toleransi dan kerja sama antar sesama generasi muda, tetapi yang terpenting adalah menghasilkan pemuda Indonesia yang konkret bertindak sesuai nilai kebebasan beragama.

Kuliah di AS, Miss Indonesia Tak Suka Clubbing

$
0
0
http://missindonesia.co.id/showimage/index/headlines-78/78.jpgColleger Radio - Berada dalam lingkungan dan budaya yang berbeda 180 derajat dengan tempat asal, terkadang mengakibatkan culture shock bagi seseorang. Tidak terkecuali mereka yang memilih mengenyam pendidikan di luar negeri dengan budaya yang jauh berbeda dari negeri asal.  

Beruntung, hal tersebut tidak dialami Miss Indonesia 2013 Vania Larissa. Selama sekira tiga tahun mengenyam pendidikan di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Vania tetap memegang teguh nilai-nilai budaya timur yang ditanamkan oleh keluarganya sejak dini.

 
"Walaupun saya sekolah di internationalschool, saya tidak ikut gaya hidup mereka (budaya Barat), seperti minum-minuman keras atau clubbing. Saya tetap menjaga nilai-nilai budaya ketimuran yang sejak sudah ditanamkan sejak kecil oleh orangtua saya," tutur Vania, Jumat 22 Februari malam.

Menurut mahasiswa jurusan Keuangan di University of Seattle itu, pergaulan dengan teman-teman kampus di sana sangat penting. Namun, bukan berarti gaya hidup mereka yang negatif juga harus ditiru.

"Kita harus punya batasan terhadap diri kita tapi jangan sampai anti sosial. Setiap diajak untuk minum minuman keras saya selalu menolak. Saya tidak takut dianggap cupu dan mereka pun menghormati alasan saya," paparnya.

Selain culture shock, permasalahan lain yang turut melanda para perantau adalah home sick. Meski ditemani dengan tiga saudarinya selama di AS, Vania tetap merasakan home sick dengan keluarga. Namun, lanjutnya, perasaan home sick terbesar justru dirasakannya saat mengikuti karantina Miss Indonesia selama 12 hari.

"Perbedaannya, saat sekolah di luar, komunikasi bisa jalan terus. Tapi kalau karantina belum tentu bisa terus berkomunikasi. Kalau saya down, hanya diri sendiri yang bisa memotivasi untuk bisa bangkit karena tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga," urai pemenang salah satu ajang pencarian bakat pada 2010 lalu.

Menyandang predikat Miss Indonesia 2013 serta menjadi pemenang sebuah ajang pencarian bakat bukanlah kompetisi baru yang dilakoni dara kelahiran Pontianak, 18 November 1995 itu. Vania mengungkapkan, jiwa kompetisi dalam dirinya telah tumbuh sejak enam tahun silam.

Mulai usia 11 tahun, Vania sudah mengikuti berbagai ajang kompetisi. Baik dari segi akademis maupun dunia seni. "Saya beberapa kali mewakili Kalimantan Barat untuk sejumlah kompetisi, seperti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSSN). Saya satu-satunya wakil dari Kalimantan Barat yang mendapat emas champion, yaitu terbaik dari yang terbaik," imbuh bungsu dari empat bersaudara itu.

Mulai Kehilangan Motivasi Kerja, Lakukan Hal Ini

$
0
0
Ilustrasi : ShutterstockColleger Radio - Rasa jenuh wajar menghinggapi Anda yang terbiasa dengan rutinitas yang sama setiap hari. Tidak terkecuali saat bekerja. Namun jika tidak segera diatasi, kinerja Anda di kantor akan semakin buruk dan mendapatkan teguran dari si bos.

Tidak ada yang bisa memotivasi Anda kecuali diri sendiri. Demikian pula dalam memotivasi diri Anda di tempat kerja. Walaupun sebenarnya ada bebera
pa cara sederhana untuk memotivasi diri di tempat kerja, seperti disitat dari Careerealism, Minggu (24/2/2013).

Istirahat 10 menit setiap bekerja 50 menit
Bahkan setiap mesin pun butuh istirahat sesekali. Setelah beberapa waktu berada di depan komputer atau tugas apapun yang Anda lakukan di tempat kerja, Anda akan merasa lelah atau monoton. Saat itu, Anda perlu mengambil istirahat kecil selama 10 menit.

Gunakan 10 menit tersebut dengan bijak
Bagaimana cara kita memanfaatkan 10 menit istirahat singkat itu? Ada berbagai hal yang dapat Anda lakukan untuk tetap termotivasi di tempat kerja, seperti mengeksplorasi, bereksperimen, dan mengubah diri. Kuncinya adalah tetap disiplin dengan waktu 10 menit itu serta manfaatkan dengan maksimal. Jika tidak, Anda hanya membuang waktu saja.

Lihat kembali apa yang sudah Anda selesaikan
Salah satu cara cepat untuk tetap termotivasi di tempat kerja adalah dengan melihat apa yang telah diselesaikan setelah bekerja cukup lama, dan merasa lelah. Buatlah to-do list untuk menilai berapa banyak pencapaian Anda hari itu.

Membaca sesuatu yang menarik
Cobalah membaca beberapa artikel menarik yang dapat memotivasi. Mungkin masih ada orang-orang yang merasa malu ketika kedapatan tengah membaca buku motivasi. Padahal tidak ada yang salah membaca artikel yang memotivasi untuk menjaga semangat kita dalam bekerja tetap terjaga.

Jalan-jalan ke pantry
Berjalanlah ke dapur kantor (pantry) untuk membuat secangkir kopi atau bahkan untuk membilas cangkir Anda. Dengan berjalan, Anda dapat meregangkan badan serta dapat melakukan obrolan singkat sebagai pengalihan dari beberapa tugas pekerjaan yang membosankan.

Bersihkan meja Anda

Mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun, meja yang tersusun rapi akan membuat lebih Anda termotivasi untuk bekerja. Bersihkan meja Anda dan lihat bagaimana hal itu dapat menjernihkan pikiran Anda setidaknya pada saat itu.

Pertimbangkan Juga Keuangan Saat Pilih Jurusan

$
0
0
Ilustrasi (Foto : Okezone)
Colleger Radio - Selain bertanya pada diri mengenai apa cita-cita yang ingin kita raih, informasi yang tidak boleh luput untuk kita telusuri adalah besarnya biaya kuliah yang diperlukan untuk menempuh jurusan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan finansial orangtua dalam membiayai perkuliahan kita.  

Oleh karena itu, sangat penting untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan orangtua atau pihak yang akan membiayai perkuliahan Anda, maupun menelilti keadaan keuangan yang dimiliki bila akan membiayai kuliah sendiri. Sesuaikan jumlah dana yang tersedia dengan biaya kuliah di perguruan tinggi pilihan.

Buatlah rencana pembiayaan untuk melihat jumlah dana yang tersedia selama masa studi dan jangan mengandalkan pekerjaan sampingan. Pastikan dana yang dimiliki cukup untuk membiayai kuliah sampai selesai.

Sebab, risiko yang timbul ketika dana tidak mencukupi adalah kerugian yang cukup besar. Anda sudah mengeluarkan dana sangat banyak dan waktu terbuang percuma, sementara perkuliahan tidak selesai. Demikian, seperti dikutip dari laman Dikti, Minggu (24/2/2013).

Namun, bagi calon mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi tetapi mempunyai potensi akademik yang baik, jangan khawatir tidak bisa kuliah. Sebab, saat ini sudah banyak penyedia beasiswa baik melalui pemerintah atau lembaga swasta.

Kuncinya, calon mahasiswa harus rajin membuka internet atau mencari informasi yang berhubungan dengan perguruan tinggi. Situs yang bisa diakses untuk mencari informasi tentang  beasiswa bidikmisi, yaitu www.bidikmisi.dikti.go.id.

Timor Leste Gandeng Unair untuk Tambah Jumlah Dokter

$
0
0
Foto : Wamenkes Timor Leste Natalia de Araujo memberikan syal khas Timor Leste kepada Rektor Unair Fasich/UnairColleger Radio - Timor Leste sangat membutuhkan tenaga dokter. Sebab saat ini, di sana baru terdapat sekira 600 orang dokter umum dan 14 orang dokter spesialis. Oleh karena itu, pemerintah Timor Leste menggandeng Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk menambah jumlah dokter di negara tersebut.  

Wakil Menteri Kesehatan Bidang Etika dan Pelayanan Timor Leste Natalia de Araujo mengungkap, penandatanganan nota kerjasama kesepahaman dengan Unair itu terkait bidang akademik dan pendidikan kesehatan dasar.

Natalia berharap, kerjasama ini akan membantu negeri bekas provinsi ke-27 Indonesia itu memenuhi kebutuhan di bidang pembangunan kesehatan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. "Harapan kami pada 2015 sebuah desa di Timor Leste sudah ada seorang dokter,” kata Natalia, seperti dikutip dari laman Unair, Senin (25/2/2013).

Natalia menjelaskan, pihaknya memilih Unair karena memiliki kualitas, akreditasi Unair yang diakui negara, serta memiliki semua program keahlian kedokteran yang dibutuhkan Timor Leste. Namun selain Unair, Timor Leste juga menjalin kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Universitas Udayana (Unud), dan IIK Kediri.

Tidak hanya menggandeng universitas dalam negeri, pemerintah Timor Leste pun melebarkan kerjasama hingga ke tingkat internasional. Natalia menambahkan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah Kuba dan mengirimkan ratusan dokter belajar di sana.

”Dalam mengawali kerjasama dengan Unair ini Timor Leste mempersiapkan 20 orang dokter umum untuk ditugaskan belajar menempuh menjadi dokter spesialis di FK Unair. Misalnya dokter spesialis penyakit dalam, kebidanan, bedah umum, anak, dan spesialis lain yang kami butuhkan,” paparnya.

Sementara itu, Rektor Unair Fasich mengungkapkan, Unair dan pemerintah Timor Leste sepakat mencari peluang kerjasama dalam studi penelitian dan pendidikan kesehatan, khususnya untuk pendidikan dokter spesialis di FK Unair. Namun, dia tidak menampik jika kerjasama tersebut akan merambah ke bidang lain.

Menurut Fasich, kerjasama tersebut dapat menyangkut program pertukaran budaya, pertukaran bahan penelitian, publikasi dan informasi, serta pengembangan program pendidikan dan kurikulum untuk Timor Leste. ”Mudah-mudahan kerjasama ini kedepan akan melahirkan manfaat untuk pengembangan antara kedua belah pihak, karena masyarakat Timor Leste juga saudara kita," imbuh Fasich.
Viewing all 1016 articles
Browse latest View live