![Arief Satiawan (Foto: dok. pribadi)]()
Colleger Radio -
DI era globalisasi, uang memang bukanlah segala-galanya; ada internet yang bisa menghubungkan orang-orang di tiap belahan bumi mana pun, lalu ada
gadget yang seolah sudah menjadi bagian hidup dari tiap manusia, ada juga alat transportasi yang bisa menempuh jarak sangat jauh dan bisa dicapai dengan waktu yang singkat. Tapi kalau kita cermati lebih dalam, segala sesuatu di bumi ini pasti berkaitan dengan uang. Bisa diibaratkan bahwa uang kini sudah menjelma menjadi bagian tubuh manusia, karena sifatnya yang tidak bisa dilepaskan dari segala kegiatan manusia.
Sebagai kaum intelektual, mahasiswa seharusnya pandai dalam hal pengelolaan maupun perencanaan keuangan, yaitu dalam hal ini adalah uang bulanan. Ditambah mahasiswa juga didukung oleh mata kuliah manajemen yang didapat di masing-masing fakultasnya. Oleh karena itu, agak “kebangetan” bagi mahasiswa yang masih belum bisa mengelola keuangannya dengan baik. Lalu bagaimana cara-cara mahasiswa dalam menghadapi uang bulanan yang habis atau akan habis?
ThinkSMART-lah jawabannya.
Secara bahasa
, ThinkSMART memang diartikan sebagai berpikir cerdas, namun
ThinkSMART di sini merupakan sebuah singkatan dari
specific, measurable, achievable, reasonable dan
timely.
Cara mahasiswa yang pertama adalah dengan
think specific, baik dalam hal menentukan kebutuhan maupun pengeluaran yang diharapkan dengan sisa uang bulanan yang ada. Jadi mahasiswa harus menggunakan uang-uang terakhirnya itu dengan sasaran yang jelas kegunaannya dan tepat penggunaannya. Cara ini cukup sulit untuk dilakukan karena memang kebutuhan tiap orang berbeda-beda, namun saat kepepet cara inilah yang paling sering digunakan para mahasiswa.
Cara yang kedua adalah dengan
think measurable. Jadi penggunaan uang tersebut bisa diukur keberlanjutannya. Contoh, saat uang kiriman baru akan datang seminggu lagi, maka seorang mahasiswa yang berpikir
measurable akan menggunakan uangnya untuk bisa dipakai selama seminggu ke depan. Cara ini memang mampu melihat kebutuhan kita selama jangka waktu tertentu, namun cara ini juga memiliki kelemahan yaitu jika tiba-tiba ada kebutuhan datang secara tak terduga.
Cara ketiga adalah
think achievable, yaitu berpikir terhadap apa yang akan kita harapkan di uang terakhir bisa tercapai dengan semestinya. Cara ketiga ini memang cara yang mengandalkan keberuntungan pada diri seseorang, karena di sini kita hanya bisa berharap peruntungan dengan uang-uang terakhir tersebut . jika beruntung, uang tersebut akan sisa atau habis tepat waktu, tapi jika sedang tidak beruntung maka uang tersebut bisa habis lebih dulu, bahkan sebelum uang kiriman selanjutnya datang.
Cara keempat adalah dengan
think reasonable. Kita menggunakan “nafas terakhir” kita tersebut dengan sebaik-baiknya atau benar-benar layak dan masuk akal untuk dipergunakan. Jadi suatu kebutuhan yang sekiranya tidak terlalu penting akan ditinggalkan terlebih dahulu. Bisa dibilang inilah cara terbaik saat menghadapi ancaman kehabisan uang bulanan di waktu yang kurang tepat, karena
think reasonable selalu mengedepankan prinsip apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Cara yang kelima atau yang terakhir adalah dengan
think timely. Berpikir dengan berpacu oleh waktu. Jika uang bulanan tersebut habis seminggu kemudian, maka kita harus mengatur agar jumlah uang kita punya akan habis seminggu kemudian. Cara ini memang penuh dengan risiko, karena akan membuat si mahasiswa kelimpungan jika ternyata uang bulanan tidak datang pada waktu yang ditetapkan. Tapi cara ini juga mempunyai beberapa manfaat, yaitu melatih mahasiswa untuk disiplin waktu dan keuangan serta keberanian dalam mengambil risiko.
Arief SatiawanMahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang