
Adalah Tegar Paylus Fiqar yang membuat tugas akhir berupa Robot Nao Aldebaran. Robot buatan Tegar ini piawai menarikan gerakan Gangnam Style maupun gerakan manusia lainnya secara real time.
Tegar menyebut, untuk memperoleh gerakan robot Nao yang sesuai dengan gerakan manusia memerlukan beberapa tahap. ''Dalam sistem robot ada beberapa tahapan, yaitu input, proses, dan aktuator atau output,'' ungkap Tegar, seperti dikutip dari ITS Online, Selasa (12/3/2013).
Mahasiswa Teknik Elektro itu menjelaskan, untuk menggerakkan Robot Nao tersebut digunakan teknologi motion capture yang sering dipakai pada dunia film animasi. Dalam menangkap gerakan dari objek, maka dia menggunakan kamera penangkap gerak (kinect).
"Kinect ini berfungsi sebagai sensor dengan memanfaatkan depth camera viewer. Gerakan yang ditangkap ini kemudian akan diproses oleh program dan dikirim ke robot," tuturnya.
Media komunikasi yang digunakan untuk transfer data dapat menggunakan dua media, yaitu menggunakan kabel maupun nirkabel. Dalam karyanya kali ini, Tegar memilih menggunakan komunikasi nirkabel. ''Delay antara input dan output robot ini kurang dari satu detik untuk gerakan kecil,'' papar pemuda yang telah akrab dengan dunia robotika sejak lama itu.
Menurut Tegar, robot tersebut tidak hanya dilengkapi dengan sensor kamera namun juga sensor suara. ''Untuk saat ini saya masih menggunakan sensor kamera, untuk ke depannya akan dikembangkan lagi dengan sensor suara,'' imbuh Tegar.
Robot Nao Aldebaran ini merupakan robot humanoid yang dikembangkan oleh perusahaan Aldebaran Robotics Francis. Robot ini mempunyai struktur sendi yang hampir sama dengan manusia yaitu 25 degree of freedom (DOF). ''Robot ini dibeli dari vendor dalam negeri seharga Rp160 juta,'' urai mahasiswa asal Samarinda itu.
Ketertarikan Tegar dalam bidang teknologi komputer mendorongnya untuk terus mengukir prestasi. Namun, untuk meraih prestasi yang diperoleh tidaklah mudah. Salah satunya ketika menjadi tim pendukung Kompetisi Robot Indonesia (KRI) pada tahun pertama.
"Saya pernah membuat robot di bengkel Pusat Robotika sampai larut malam. Bahkan tidur di bengkel pernah saya lalui dan menjadi rutinitas sehari-hari,'' kata pria kelahiran 22 tahun lalu itu.
Kerja kerasnya mulai berbuah pada tahun kedua kuliah. Tegar mendapat amanah menjadi tim utama tim Kontes Robot Indonesia (KRI) dan meraih juara tiga Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) humanoid Regional IV.
Tidak hanya prestasi dalam negeri, Tegar juga mewakili Indonesia bersama tim RI-NHO sebagai anggota tambahan ke ajang The Asia-Pacific Robot Contest (ABU-ROBOCON) di Hong Kong pada 2012 dan berhasil meraih penghargaan Toyota Award.